Benyamin Suaeb dalam adegan Atun kejepit terompet tanjidor
SEMBARI NGOPI
Selasa, 5 September 1995, Benyamin Suaeb yang akrab dipanggil Babe, meninggal dunia. Ia roboh ketika sedang bermain bola, diduga terkena serangan jantung.
Ketika Babe wafat, serial Si Doel Anak Sekolahan (SDAS) Sesi I (6 episode) dan Sesi II (26 episode) sedang sangat popular dan digandrungi penonton RCTI. SDAS sesi I skenarionya ditulis Ida Farida, sedangkan sesi berikutnya saya yang melanjutkan menulis skenarionya.
Masyarakat dan Tim SDAS berduka. Saya dan Rano Karno tidak hanya berduka dan kehilangan, melainkan juga sempat gamang. Saat Babe wafat, saya sudah menyelesaikan delapan episode SDAS Sesi III. Seperti sesi sebelumnya, Babe menjadi tokoh sentral SDAS. Wafatnya Babe membuat saya dan Rano grogi. Skenario yang sudah jadi harus diubah total. Dan itu bukan perkara mudah. Tanpa Babe, tokoh sentral yang menjadi muara dan sandaran persoalan, membuat keberhasilan SDAS jadi pertaruhan yang cukup berat.
Kemudian saya dan Rano booking kamar hotel di daerah Depok. Hotelnya besar dan sangat sepi. Siang saja sepi apalagi malam hari. Kami menyewa dua kamar, Rano di sebelah kamar saya. Kami diskusi panjang lebar, kemudian saya mulai menulis. Tokoh sentral yang semula bertumpu pada Babe, dibagi merata pada Doel, Mandra, Atun, Enyak, Mas Karyo dan peran Sarah serta Zaenab dipertajam.
Sebetulnya hotel besar dan sangat sepi di Depok itu membuat saya tidak nyaman. Berada sendirian di kamar, terkadang bikin saya takut. Rano paham kalau saya tidak terlalu berani pada hantu. Itu sebabnya Rano terkadang nengokin masuk kamar, atau sekadar menelepon, supaya saya merasa nyaman ditemani.
Selama hampir dua minggu di hotel ngeri itu, akhirnya terselesaikan 10 episode SDAS sesi III. Saya lega, tapi juga jengkel, karena belakangan Rano cerita sambil ketawa-tawa kalau diam-diam ia sering pulang ninggalin saya sendirian di hotel.
Babe, hemat saya, adalah maestro aktor komedi yang sulit dicari tandingannya. Saya ingat betul, kalau saya pas ikut nonton syuting SDAS sesi II, Babe selalu memanggil saya, menunjuk adegan dan dialog di skenario. “Lu pengen gua akting gimana, nih?” kata Babe selalu tanya begitu. “Terserah Babe aja,” jawab saya tertawa. Dan Babe selalu berhasil menghidupkan adegan serta dialog dalam skenario secara meyakinkan dan jenaka.
Ketika saya sudah selesai menulis 26 episode SDAS sesi II, saya diminta Babe menulis menulis skenario Mat Beken untuk TPI. Di Mat Bendot, Babe menjadi produser, sutradara dan pemeran utama.
Hari ini, maestro aktor komedi itu genap 26 tahun berpulang. Al Fatihah untuk Babe. (hartjah)