Berani Membuka Mata Untuk Bersaksi

Sesungguhnya sekadar prihatin pada sesama yang hidupnya kurang beruntung itu tidak cukup, tapi harus kita wujudkan dalam aksi nyata. Bijak bersaksi agar hidup ini makin berarti.

Kenyataannya, banyak di antara kita yang bersikap tidak peduli, takut dianggap pencitraan, ben diarani, dan seterusnya.

Pengalaman itu terjadi pada teman saya, GG yang sudah jatuh tertimpa tangga pula.

Awalnya GG prihatin melihat hidup sahabatnya yang terpuruk dan ingin membantu. Anehnya, ketika diajak berbisnis, ia menurut bagai kerbau yang dicucuk hidungnya untuk dibawa ke pembantaian.

GG sadar-sesadarnya, ketika modal yang digunakan usaha itu ludes. Ternyata, ia tertipu usaha ternak ayam fiktif sahabatnya. Sebab, saat ia mendatangi lokasi yang diakui sahabatnya itu, ternyata milik orang lain.

Yang membuat GG sakit-sesakitnya adalah ternyata ia ditipu tidak untuk usaha, tapi uangnya untuk berfoya-foya. Hal itu ia ketahui dalam suatu reuni kecil bersama teman-teman. Mereka cerita sendiri dan jadi korban dari orang yang sama!

Dulu, meskipun ia mengingatkan teman-teman, belum tentu mereka percaya padanya. Bahkan, bisa jadi mereka mencap dirinya sebagai tukang fitnah teman, sirik, pembenci, dan seterusnya. Siapa sih orang yang percaya dan menyangka, teman yang baik itu tega perdayai?

Nasi telah jadi bubur. Dan GG tidak mau berkutat dalam penyesalan. Ia harus meneruskan dan menjalani hidupnya.

“Ketimbang kita memberi umpan, lebih baik kita memberi kail. Umpan itu cepat habis, jika dimakan. Tapi selamanya kail itu dapat digunakan untuk usaha,” kata GG serius.

Saya mengiyakan. Dan saya sungguh kagum dengan perubahan hidup GG. Untuk memberdayakan sesamanya itu ia membuat acara amal. Hasilnya, untuk mendanai orang kursus las, bengkel, AC, dan sebagainya.

Saya jadi teringat semangat Bunda Teresa, sekecil dan sesederhana apapun yang kita lakukan, jika didasari dengan cinta yang besar, hasilnya sangat luar biasa untuk mengubah wajah dunia.

Maukah kita jadi kepanjangan tangan Allah di dunia?

Foto : Pixabay

Berani Berkobar Berbagi Terang – Catatan halaman 151

Avatar photo

About Mas Redjo

Penulis, Kuli Motivasi, Pelayan Semua Orang, Pebisnis, tinggal di Tangerang