Foto : Brett Jordan/Unsplash
Gagal itu biasa. Luar biasa itu, jika kita berani bangkit untuk berjuang kembali, dan sukses.
Semua orang tentu pernah gagal, jatuh bangun dalam hidupnya. Tapi, untuk menyikapi kegagalan itu tiap orang itu tidak sama.
Kita sungguh gagal segagalnya, ketika kita tidak berani bangkit lagi, dan menyerah kalah.
Berbeda hasilnya, jika setiap kali gagal, kita bangkit lagi. Kita mawas diri untuk mencari akar masalah dan menemukan jalan ke luarnya.
Kita juga tidak perlu gengsi, bahkan untuk memulai dari nol lagi. Kita tertantang untuk berani memulai dengan hal-hal yang baru, sekalipun hal itu menyimpang dengan keahlian atau bidang yang kita tekuni selama ini.
Kegagalan itu terjadi, umumnya kita tidak fokus, kurang memahami bidang pekerjaan yang ditekuni secara detail, dari seluk beluk, pengelolaan, hingga masalah yang bakal timbul di kemudian hari. Dibutuhkan wawasan dan kesiapsediaan kita untuk mengantisipasinya.
Perencanaan yang matang dan kesiapsediaan dalam mengatasi berbagai masalah itu yang membuat usaha itu tidak mudah goncang, kendatipun terjadi pandemi dan krisis ekonomi dunia seperti saat ini.
Fleksibilitas, ketrampilan sumber daya manusia yang kompak, tangguh, dan teruji itu tidak mudah gamangan dan termehek-mehek, ketika menyikapi masalah yang besar. Karena perusahaan memiliki pengalaman yang luas dan didukung oleh sistem kerja yang terkoordinasi dengan baik.
Begitu pula, saat terjadi krisis bahan baku atau dampak perang di belahan dunia.
Ketiadaan bahan baku, bahkan sekalipun usaha terus mengalami penurunan drastis, perusahaan cepat mengantisipasinya. Baik, dengan bangkit kembali lewat terobosan usaha atau bidang yang baru, karena sistem otomasi pengelolaannya terkordinasi dengan baik.
Sama halnya dengan kita. Apakah, kita mau mengikuti perkembangan zaman untuk berubah atau digerus zaman untuk dilupakan.
Kita sendiri yang menentukan, dan memaknainya.
Mental Kuli Menuju Mental Wirausaha
Di Balik Pandemi dan Resesi Ada Peluang Bisnis Yang Tersembunyi