Berbohong Demi Kebaikan

Berbohong demi kebaikan

Perlukan kita berbohong demi sebuah kebaikan ? Pilihannya adalah pada manfaat. Jika itu membuat orang laibn kebih baik, lebih membuat hidupnya bergairah, kenapa atidak ? ( Foto: Qureta)

MAS REDJO

Jangan bilang mengingkari hati nurani, jika berbohong itu demi kebaikan. Coba pikirkan, kita berbohong untuk menyelamatkan hidup seorang, atau kita pilih bersikap jujur dan berterus terang, tapi menghancurkan hidup dan masa depan orang itu.

Begitulah yang saya alami. Saya disodori persoalan yang dilematis, ibarat makan buah simalakama. 

Ceritanya tentang keinginan saya untuk menjual rumah di Ungaran. Kepada MT yang mengurus rumah, saya minta dijualkan. Saya minta harga bersih. Mau dijual berapa terserah, sisanya sepenuhnya untuk MT.

Mujur tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak.

Begitulah kejadian yang saya alami dan harus saya putuskan demi kebaikan bersama.

MT yang bermaksud menjualkan rumah saya terkena stroke. Dalam halusinasi alias mimpinya, rumah itu sudah terjual dan ia memperoleh komisi dari penjualannya. Kenyataannya, rumah itu belum terjual.

Kesulitan saya adalah menjelaskan fakta kebenarannya. 

Jika MT sehat. Mungkinkah saya memperoleh transfer pembayaran tanpa memberikan sertifikat asli? Padahal saya juga tidak tahu dan tidak dihubungi oleh calon pembeli yang dimaksud MT.

Di sisi lain, dalam pikiran dan mimpi, MT merasa pasti rumah itu sudah terjual. MT tidak mau video-call-an untuk saya perlihatkan sertifikat asli dan fakta yang sebenarnya. Ia tidak berani menerima kenyataan pahit.

Hal itu yang membuat saya ingin bertemu dengan MT. Ia hidup dengan mimpinya sebagai jutawan. Dalam bayangannya, ia telah menerima komisi transferan uang ratusan juta dari saya. Hal yang tidak pernah terbayangkan dalam hidupnya!

Dibutuhkan keputusan bijak untuk kebaikan bersama. Saya ingin melihat, menganalisa, dan menyimpulkan dengan cermat perkembangannya. Saya tidak ingin salah langkah yang berakibat hati MT terpukul, _down_, bahkan semangat hidupnya hancur.

Saya berdoa, berserah pasrah, dan mengandalkan Tuhan agar Ia mencerahkan akal budi saya dalam mengambil keputusan demi kebaikan bersama. Bahkan saya siap untuk mengakui rumah itu sudah terjual dan uang komisi penjualannya saya depositokan untuk biaya sekolah anak-anaknya. 

Tugas utama dan yang terpenting adalah saya harus memotivasi MT agar semangat hidupnya bertumbuh. Ia harus sehat dan sembuh dari stroke. Demi masa depan keluarganya.

Uang itu bisa dicari. Tuhan, berkati kami.

Avatar photo

About Mas Redjo

Penulis, Kuli Motivasi, Pelayan Semua Orang, Pebisnis, tinggal di Tangerang