Semua orang bisa berdagang, bahkan tak terkecuali anak-anak. Di sepanjang jalan pertokoan, komplek perumahan, hingga ke kampung dan pelosok desa dipenuhi pedagang.
Orang berdagang itu ibarat jamur tumbuh di musim penghujan.
Di mana-mana orang berdagang. Membuka toko, cafe, lapak, atau warung.
Barang yang dijual bervariasi, dari makanan, kelontong, sembako, rokok, hingga kue.
Berdagang apa saja itu baik, asal tidak latah. Berdagang sekadar ikut-ikutan tetangga kiri-kanan dan jenis barang yang dijual relatif sama. Akibatnya, hubungan tetanggaan juga bisa menjadi kurang sehat, karena persaingan usaha.
Ada juga di antara kita yang berdagang asal-asalan dan sekadar mengisi waktu senggang. Dagang seadanya dan (maaf) isinya minim, sehingga berkesan usaha main-mainan.
Alangkah baik, sebelum wirausaha kita miliki konsep usaha yang jelas. Mulai perencanaan, pengembangan, promosi, hingga invansi ke depan. Kejelasan usaha ini membuat kita lebih mudah untuk menyusun strategi dan pemasaran agar kita terpacu untuk mewujudkannya.
Berwirausaha itu tidak harus miliki modal besar, tapi yang utama kita berani tampil beda ketimbang yang lain, spesial, menarik, dan unik.
Dengan berpikir ke depan, kita membaca tren perkembangan, menjawab permintaan pasar, hingga mengantisipasi persaingan dari kompetiter lain.
Selain itu, kita dituntut jeli untuk menganalisa pasar agar kita tidak salah pilih bidang usaha yang hendak ditekuni atau salah sasaran dalam penjualan. Misal kita membuka usaha kue basah.
Kita memproduksi kue basah untuk dititipkan ke toko kue atau pasar subuh, tapi kita menitipkan ke tukang sayur keliling atau ke warung yang sepi pembeli. Kue yang dititipkan itu tidak tepat sasaran, dan kurang laku. Akibatnya kue dikembalikan be-es alias rugi.
Faktor utama dan penting untuk pengembangan usaha adalah kita jangan pernah membatasi pola pikir dan hasil yang ingin dicapai.
Kenapa?
Perjuangan itu tidak ada yang sia-sia, jika kita tekun, semangat, optimistis, dan tak ada yang mustahil jika Tuhan berkenan.
Resep untuk mencapai sukses itu juga sederhana.
Yang utama adalah rasa memiliki usaha itu.
Rasa memiliki memupus mental kita dari ‘tipe pekerja menjadi tipe pemilik’. Artinya, kita dituntut agar tidak malas bekerja, mengelola usaha secara benar, dan bertanggung jawab. Usaha itu adalah tambang kita yang harus diolah agar maju dan berkembang.
Yang kedua adalah belajar dan berusaha.
Belajar adalah jalan menuju sukses. Belajar juga membuat kita semakin percaya diri untuk memahami bidang yang ditekuni, berinovasi, dan meningkatkan usaha untuk mencapai sukses.
Seorang wirausaha itu kudu miliki jiwa visioner. Misi hidupnya adalah mengembangkan diri untuk menjawab tantangan zaman. Kunci suksesnya adalah fokus, optimistis, berjuang pantang menyerah, dan mengandalkan Tuhan.
Semoga kesuksesan selalu menyertai hidup Anda.
(MR)