Sutradara, aktor aktris dan pendukung film Bergman Island di Cannes. (Foto: festivaldecannes)
Oleh AYU SULISTYOWATI
Seide.id – Disebut-sebut sebagai salah satu film yang paling ditunggu-tunggu pemutarannya di Cannes, akhirnya Bergman Island yang pembuatannya sempat terkatung-katung premier juga. Mia Hansen-Love, sang sutradara sempat ketar-ketir saat harus menyelesaikan film ke-tujuhnya ini.
Shooting separuh film ini kelar di tahun 2019. Lalu berlanjut tahun silam, dan untungnya, ujar Hansen-Love, kelar sebelum lockdown. “Tahun 2020 sangat buruk bagi saya. Oke, hasil shooting sudah disimpan dalam box. Tapi saya mendadak seperti lumpuh. Ayah saya terserang covid dan meninggal. Lalu saya tak bisa bekerja, tak bisa menulis,” jelas sutradara perempuan asal Prancis ini.
“Sekarang saya masih merasa sedih bila teringat ayah. Tapi setidaknya tahun ini saya bisa kembali bekerja dan menyelesaikan (editing) film ini, bahkan mengirimnya ke Cannes. Rasanya lega, saat film saya dirilis, seperti melepas anak ke alam bebas.”
Bergman Island yang ia tulis sendiri naskahnya ini, seperti judulnya adalah ‘surat cintanya’ untuk sineas legendaris Swedia Ingmar Bergman. Tak perlu heran bila Hansen-Love juga menjadikan pulau Fårö, di mana Bergman pernah hidup hingga meninggal sebagai lokasi shooting. Pulau kecil terpencil di Swedia yang berpenduduk tak lebih dari 572 orang ini menjadi inspirasi Hansen-Love menulis naskahnya.
Mengisahkan Tony dan Chris, pasangan sineas Amerika yang diperankan Tim Roth dan Vicky Krieps. Mereka sengaja datang ke Fårö untuk mencari inspirasi film yang sedang mereka siapkan. Kedua orang ini berharap bisa menyelesaikan naskah film mereka selama berlibur di Fårö.
Tentu saja mereka terinspirasi oleh sang maestro, Ingmar Bergman. Namun begitu naskah sudah hamper kelar, keduanya mulai bingung, mana realita mana fiksi. ‘Halusinasi’ ini membuat hubungan Tony dan Chris dipertaruhkan.
Bergman Island adalah debut film berbahasa Inggris Hansen-Love, yang sebelumnya pernah hadir di Cannes 2007 membawa All is Forgiven. Kali ini filmnya masuk kompetisi Palme d’Or dan membuat Hansen-Love menjadi satu dari empat sutradara wanita yang ikut kompetisi di Cannes 2021.