Berjuang Demi Kehidupan

Seide.id -Selalu bersyukur, hal itu yang membuat hidup saya beruntung dalam segala hal, bahkan, jika dibandingkan dengan orang lain.

Maaf, saya tidak bermaksud untuk membandingkan. Tapi saya melihat, banyak orang yang di bawah saya. Bahkan, jujur, sesungguhnya saya juga banyak belajar dari mereka yang pekerja tangguh itu.

Bagaimana tidak. Ketika terkena phk, karena pengurangan karyawan di saat krisis ekonomi, saya tidak terpukul, mengeluh, menyalahkan orang lain, dan berputus asa.
Sebaliknya, saya makin semangat untuk mengikuti jejak pejuang kehidupan yang tangguh dan eksis itu. “Saya mau dan mampu untuk melakukan itu,” pikir saya optimistis.

Saya ingat tetangga tidak jauh dari rumah, MA yang jualan bunga tabur puluhan tahun di pasar Rawa Belong. Padahal usia MA 69 tahun, tapi miliki semangat juang yang luar biasa. Ia mencari bunga tabur ke sekitaran Ciledug hingga Serpong naik motor. Alasan kakek itu sederhana, karena ia terbiasa kerja keras sejak kecil, dan ingin memberi uang jajan pada cucunya.

Begitu pula dengan NK, teman main anak. Awalnya, ia yang sarjana ekonomi ini bekerja pada grup perusahaan pertanian, lalu banting stir untuk wirausaha.

Alasan NK ingin mandiri, karena ia mau menemani Ibu, sekaligus agar Ibunya memiliki kesibukan. Ia lalu membuka kios sembako di komplek yang tidak jauh dari rumah. Untuk menjaganya, ia gantian dengan Ibunya.

“Tidak mudah menyerah, tangguh, dan mandiri,” semangat juang itu yang memotivasi saya setelah diphk. Saya dan istri lalu merintis usaha kuliner dari rumah. Istri yang masak, saya menjajakan secara online.

Saya juga memasarkan usaha itu lewat pertemanan grup WA sekolah, komunitas, gereja, dan banyak lagi. Puji Tuhan, pelan tapi pasti usaha rumahan itu terus berkembang.

Ketika saya bermaksud sewa ruko untuk pengembangan usaha, anak saya ditipu oleh mantan bosnya yang kabur meninggalkan hutang. Anak saya dan beberapa pemilik saham lainnya itu yang harus membayar secara patungan. Mau tidak mau, saya yang menanggung hutang anak.

Hikmah peristiwa itu adalah, saya seperti diingatkan dan disadarkan. Karena saking sibuk merintis usaha kuliner, saya kurang tangggap dan peduli, sehingga lupa berkumpul dan berkomunikasi dengan anak.

Bisa jadi saya terpaksa menunda sewa ruko, karena Allah tengah menyiapkan rencana yang indah untuk saya dan keluarga.

Siap mental dan selalu bersyukur pada Allah itu yang membuat saya menjadi pribadi tangguh dalam menghadapi dan mengantisipasi peristiwa apa pun.

Selalu optimistis dan sertakan dalam penyelenggaraan Allah agar yang sulit dimudahkan oleh-Nya.

Mas Redjo /RED-JOSS

Komunikasi Kunci Sukses

Avatar photo

About Mas Redjo

Penulis, Kuli Motivasi, Pelayan Semua Orang, Pebisnis, tinggal di Tangerang