Foto : Dimitris Vetsikas/Pixabay
“Ciptaan Tuhan selalu sempurna.”
Konon, suatu hari, seorang musafir melintasi perkebunan semangka yang sarat berbuah.
Menyaksikan betapa lebat serta besarnya ribuan buah semangka ranum, sang musafir pun berguman,
“Apakah Sang Tuhan tidak keliru, menciptakan tumbuhan semangka yang sangat besar buahnya, tetapi betapa kecil serta merana batangnya yang menjalar dan merangkak di atas tanah.
Sedangkan, sebatang pohon beringin raksasa di sampingnya tampak anggun, tetapi dengan buah-buahnya yang sangat kecil.
Karena udara terasa panas, sang musafir pun berteduh di bawah rimbunan pohon beringin raksasa itu.
Saat sang musafir mulai terlelap, maka dia pun dikejutkan oleh sesuatu yang terasa menimpah dahinya.
Betapa dia terperanjat, karena yang menimpah dahinya, ternyata buah beringin yang jatuh.
Sang musafir pun terbangun dan dia pun merefleksikan,
andaikan buah pohon beringin sebesar buah semangka, tentu sudah pecah dahiku ini.
Untung, yang jatuh dan menimpah dahiku hanyalah buah beringin dan bukan buah semangka.
Saudara, spontan terlontar dari mulut sang musafir, “Tuhan, ternyata betapa luhur segala rancangan-Mu, dan betapa kerdilnya sang manusia.”
Dan sang musafir pun mulai teringat akan seluruh kesempurnaan ciptaan Sang Tuhan.
Ada siang pun malam. Ada gelap dan terang, ada susah dan senang, dan bahkan ada hidup dan mati.
Betapa luhur segala rencana Tuhan bagi manusia!
Kediri, 29 November 2022