Oleh FANNY JONATHAN POYK
Biar aku hanya mengenalmu di lini masa saja
agar pandang yang tercipta tak bias oleh tampilan kapitalis berbaur hedonis, materialisme yang mempengaruhi kedalaman rasa
Pada tatap platonik wajah yang tercipta di benak, tertanam seperti begitu adanya
sebab tatkala semua atribut dunia merusak pandangan, kesan yang tercipta tentangmu terpolusi oleh sikap juga arogansi nyata di hadapan
Yang maya dan nyata tak sama di lakon gesture tubuh
Kita ternyata berbeda
Biar tentangmu sama tentangku
karena ketika kutahu kau memandang materi dan segala atribut dunia menjadi hal utama, lebih baik sapa hanya sebatas iba dari tatap luar tanpa beban semata
Bila ada ‘playing victim’ dalam lagak dari kisahmu atau aku, simpan itu hingga waktu merenggut usia
Ya, tak perlu basa basi bagai drama satu babak tak berseri
Kita hanya akan menatap bersama ucap sepenuh rasa, “semoga kalian baik baik saja.”
Ketika namamu tak muncul di lini masaku, aku hanya menanti dua tindakan dari ulah jemari tanpa belas kasihan, menunggu siapa yang lebih dulu menghapusnya, kau atau aku
Begitulah pertemanan media sosial yang terjadi, wujudmu dan wujudku datang juga pergi. Terima kasih atas kenangan di rajutan kata yang telah terjalin, bila namaku atau namamu lenyap tanpa jejak, doa tanpa isyarat kulantunkan diam diam
Diam diam…
FJP/Juli/2021
*mari merajut diksi