Foto : Internet
Pengantar Singkat: Kata-kata mutiara dan nasihat bijak Jawa kuno dari para leluhur Jawa, adalah juga salah satu dari Falsafah hidup bangsa Indonesia yang begitu indah dan penuh dengan makna kehidupan yang mendalam, semoga dapat menginspirasi Anda dalam menjalani kehidupan Anda sebagai manusia yang sedang selalu berusaha menuju ke arah yang lebih baik.
- SASILIRING BAWANG (Sesiung Kecil Bawang Putih)
Pepatah Jawa ini hendak menyampaikan pesan bahwa hidup ini ada yang mengatur. Kesadaran Ini mesti diakui bahwa hidup tak terlepas dari takdir dan kehendak Tuhan. Sebagai misal, orang yang sakit keras secara medis dokter sudah angkat tangan tetapi pada kenyataannya si sakit sembuh dan berangsur-angsur sehat kembali seperti sedia kala, sedikit demi sedikit. Maka, orang Jawa akan mengatakan, “Senadyan amung sasiliring bawang, yen pancen bakal digawe wiji, Gusti ora kurang marga (dalan)” (Walaupun hanya tinggal sesiung kecil bawah putih saja, jika memang akan dibikin biji yang tumbuh dan hidup, Tuhan tidak akan kekurangan jalan).. Bagi manusia mustahil bagi Tuhan tidak ada yang mustahil.
- SANAK KADANG MITRA ROWANG (Saudara dan sahabat kenalan)
Masyarakat Jawa memiliki sanak saudara karena pertalian hubungan darah maupun melalui tali perkawinan yang erat. Mereka sesekali saling berkunjung mengabarkan situasi kesehatan, keselamatan dan saling berbagi rezeki. Tidak harus banyak tetapi sikap ‘andum’ atau berbagi di antara sanak saudara merupakan tali pengikat yang ampuh dan kuat.
Demikian pula hubungan erat dengan ‘mitra rowang’ atau sahabat terpercaya baik, akan diberlakukan pula sebagai sanak saudara sendiri. Mereka melakukannya bukan lagi dari pertalian hubungan darah dan tali perkawinan tetapi berdasarkan rasa kepercayaan dan kemanusiaan yang lebih luas bahwa pada hakekatnya semua manusia adalah saudara.
- GREMET-GREMET WATON SLAMET (Perlahan-lahan Asal Selamat)
Dalam melakukan suatu tindakan yang berat, orang Jawa akan melakukan sedikit demi sedikit dan pasti dan tidak akan mengesampingkan keselamatan kerja.
Orangtua ketika memberikan masakan bubur panas kepada anak-anaknya pasti disertai nasehat: “Aja age-age ora ana sing njaluk.” (Jangan tergesa-gesa tidak ada yang meminta) karena sudah menjadi bagiannya. “Dipangan saka pinggir sithik mbaka sithik kareben ora ke-ces lambene.” (Dimakan dari pinggir, sedikit demi sedikit supaya tidak kepanasan bibirnya.)
Keselamatan dalam segala langkah laku, bagi orang Jawa menjadi prioritas utama dan tidak dipandang remeh dan rendah. Semua orang pun pasti demikian juga.
/ Mangkujayan, Gandhok Kidul, 16 Oktober 2022
Tindakan Bijak yang Tercermin Melalui Pepatah Jawa (Bagian 43)