Tindakan Bijak yang Tercermin Melalui Pepatah Jawa (Bagian 52)

Foto : dok. Pribadi

Pengantar Singkat: Kata-kata mutiara dan nasihat bijak Jawa kuno dari para leluhur Jawa, adalah juga salah satu dari Falsafah hidup bangsa Indonesia yang begitu indah dan penuh dengan makna kehidupan yang mendalam, semoga dapat menginspirasi Anda dalam menjalani kehidupan Anda sebagai manusia yang sedang selalu berusaha menuju ke arah yang lebih baik.

  1. AJA DIALEM MUNDHAK MLEMPEM

“Aja dialem mundhak mlempem” secara harfiah artinya jangan disanjung biar bersemangat.

Dalam peri kehidupan sehari-hari setiap orang memiliki watak dan karakter sendiri-sendiri. Ada orang yang suka disanjung ada pula yang tidak. Yang suka disanjung setiap kali ada sanjungan dari orang lain yang ditujukan kepadanya ia akan lebih bersemangat. Sebaliknya bagi seseorang yang tidak suka disanjung jika ada sanjungan dari orang lain yang dialamatkan kepadanya ia justru bertambah malas untuk melakukan sesuatu.

Jadi memahami karakter seseorang itu sangat perlu dan penting agar apapun yang kita lakukan kepada mereka tidak akan salah aamat.

  1. BAB NUMPAK LAN NUNGGANG (Perihal Naik)

Bahasa Jawa itu unik. Macam-macam ucapannya untuk pengertian yang lebih rinci. Dalam bahasa Indonesia kita mengenal kata-kata: naik kereta, naik pesawat terbang, naik kerbau, naik sapi, naik gajah, dan sebagainya. Tetapi dalam bahasa Jawa, perihal kata naik tidak berlaku sama untuk benda hidup dan benda mati.

Naik benda-benda yang hidup, bernyawa istilahnya “nunggang” contohnya: nunggang gajah, nunggang sapi, nunggang kuda dan sebagainya. Naik benda-benda mati istilahnya “numpak” Contohnya: Numpak sepeda, numpak motor mabur, numpak kereta api, numpak mobil dan lain sebagainya.

  1. APA-APA DITAKONAKE (Apa-apa Ditanyakan)

Demi kejelasan tentang kepemilikan suatu varang, orang Jawa paling peduli untuk bertanya. Terutama jika peletakannya mengganggu orang lain. Misalnya ada orang memarkir kendaraan sepeda motor agak memakan badan jalan. Kalau di pedesaan orang Jawa akan bertanya iki montore sapa? (Ini motornya siapa?) Dengan pertanyaan seperti itu orang Jawa akan segera tahu tentang sepeda motor itu. Kalau parkirnya salah agar segera dibetulkan. Atau mungkin seseorang sedang melihat motor varu, maka ia akan berkata, “Motor baru, bagus sekali!”

Orang Jawa juga akan menanyakan suatu posisi yang salah, misalnya ada kotoran di pintu halaman, orang Jawa akan pbertanya, “Iki taine sapa?” (Ini kotorannya siapa?”

/ Mangkujayan, Gandhok Kidul, 23 Oktober 2022

Tindakan Bijak yang Tercermin Melalui Pepatah Jawa (Bagian 51)

Avatar photo

About Y.P.B. Wiratmoko

Lahir di Ngawi, 5 April 1962. Purna PNS ( Guru< Dalang wayang Kulit, Seniman, Penyair, Komponis, penulis serta penulis cerita rakyat, artikel dan buku. Telah menulis 200 judul buku lintas bidang, termasuk sastra dan filsafat. Sekarang tinggal di dusun kecil pinggir hutan jati, RT 021, RW 03, Dusun Jatirejo, Desa Patalan, Kecamatan Kendal, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur