Tindakan Bijak yang Tercermin Melalui Pepatah Jawa (Bagian 56)

Foto : PDpics/Pixabay

Pengantar Singkat: Kata-kata mutiara dan nasihat bijak Jawa kuno dari para leluhur Jawa, adalah juga salah satu dari Falsafah hidup bangsa Indonesia yang begitu indah dan penuh dengan makna kehidupan yang mendalam. Semoga dapat menginspirasi Anda dalam menjalani kehidupan Anda sebagai manusia yang sedang selalu berusaha menuju ke arah yang lebih baik.

  1. LANDHEP DENGKUL (Sangat Bodoh)

Lutut yang berbentuk seperti tempurung kelapa gading itu dianggap tajam dari pikiran manusia. Artinya manusia yang sangat bodoh.

Manusia bodoh bisa disebabkan karena bawaan sejak lahir, tidak seperti bayi yang normal, cacat mental, dan bodoh bisa pula disebabkan karena tidak pernah bersekolah atau menuntut ilmu.

Di masyarakat yang belum maju, hidupnya masih terbelakang belum mengenal kebudayaan yang modern. Biasanya hidupnya nomaden atau berpindah-pindah, sederhana apa adanya. Bagi mereka yang penting bisa memanjat pohon, berlari, memanah menombak, dan berenang, itu sudah cukup.

Namun demikian ada pula orang yang sesungguhnya mampu melakukan perbuatan tertentu tetapi malas berpikir maka pikirannya dikatakan “landep dengkul.”

  1. TUMBU OLEH TUTUP (Sudah cocok)

Tumbu, semacam tenggok. Suatu wadah yang dibuat dari anyaman bambu. Di Jawa dinamakan juga kreneng. Tumbu biasanya dibuat dengan tutup yang pas, dibawa oleh para gadis dan ibu-ibu untuk memetik sayur-sayuran di kebun.

Pepatah ini untuk memberi perhatian kepada orang-orang yang mendapatkan kecocokan tertentu. Bisa dalam perjodohan, perkawinan, rumah tangga, pekerjaan yang bisa dikerjakan lebih dari satu orang, berjalan selaras, serasi dan seimbang, cocok, pas, maka dikatakan “tumbu oleh tutup.”

/ Mangkujayan, Gandhok Kidul, 28 Oktober 2022

Tindakan Bijak yang Tercermin Melalui Pepatah Jawa (Bagian 55)

Avatar photo

About Y.P.B. Wiratmoko

Lahir di Ngawi, 5 April 1962. Purna PNS ( Guru< Dalang wayang Kulit, Seniman, Penyair, Komponis, penulis serta penulis cerita rakyat, artikel dan buku. Telah menulis 200 judul buku lintas bidang, termasuk sastra dan filsafat. Sekarang tinggal di dusun kecil pinggir hutan jati, RT 021, RW 03, Dusun Jatirejo, Desa Patalan, Kecamatan Kendal, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur