Tindakan Bijak Yang Tercermin Melalui Pepatah Jawa (Bagian 10)

Foto : Stocksnap/Pixabay

Pengantar Singkat: Kata-kata mutiara dan nasihat bijak Jawa kuno dari para leluhur Jawa adalah juga salah satu dari falsafah hidup bangsa Indonesia yang indah dan sarat makna kehidupan. Dalam bagian 10 ini disampaikan secara singkat dan padat 2 falsafah Jawa. Semoga menginspirasi Anda menuju ke arah hidup yang lebih baik

 1. Wong Weweh Malah Oleh (Orang Berderma Hendak Mendapat)

Seumumnya orang berderma, memberi atau berbagi itu akan kurang karena sebagian telah diberikan kepada sesama. Kemudian apa yang dimaksudkan orang berderma hendak menerima itu?  Menerima atau mendapat pahala kebaikan. Itu jika tidak diomongkan atau dipamer-pamerkan. Yang pamer dalam berbagi sudah mendapatkan pahala berupa pujian dari orang lain.

Memberi pada orang lain pada dasarnya sama dengan memberi pada diri sendiri. Penerimaan pengembaliannya bisa beragam wujud. Bisa berupa rasa syukur, tenang dan damai. Itu semua adalah karunia tersendiri dari berderma dan memberi.  Jika wadah kita sudah penuh dan kita tidak mengambil sebagian dan memberikannya kepada yang membutuhkan, bagaimana kita akan menerima jika kemurahan itu datang?

2. Dipangan Bethara Kala (Dimakan Kekuasaan Waktu)

 Waktu terus berjalan dan tidak bisa diputar kembali. Maknai hidup kita, manfaatkan waktu dengan baik.

Kala artinya waktu. Bethara Kala, waktu yang berkuasa atau menguasai. Jika kita melakukan hal-hal yang tidak tuntas sehingga kita harus mengulang pekerjaan itu lagi, maka artinya kita dimakan oleh waktu (kala).

Dalam ruwatan budaya Jawa ada beberapa istilah jalma sukerta (insan makanan Bethara Kala). Insan atau manusia yang tindakannya dimakan oleh waktu. Misalnya: Orang Jawa yang memasak kendile nggoling, karena nasinya tumpah dan kotor ia harus memasak lagi, memerlukan waktu (dimakan waktu atau tadhah kala).

/ 9 September 2022

Avatar photo

About Y.P.B. Wiratmoko

Lahir di Ngawi, 5 April 1962. Purna PNS ( Guru< Dalang wayang Kulit, Seniman, Penyair, Komponis, penulis serta penulis cerita rakyat, artikel dan buku. Telah menulis 200 judul buku lintas bidang, termasuk sastra dan filsafat. Sekarang tinggal di dusun kecil pinggir hutan jati, RT 021, RW 03, Dusun Jatirejo, Desa Patalan, Kecamatan Kendal, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur