Foto : Dok. Pribadi
Pengantar Singkat: Kata-kata mutiara dan nasihat bijak Jawa kuno dari para leluhur Jawa, adalah juga salah satu dari Falsafah hidup bangsa Indonesia yang begitu indah dan penuh dengan makna kehidupan yang mendalam. Semoga dapat menginspirasi Anda dalam menjalani kehidupan Anda sebagai manusia yang sedang selalu berusaha menuju ke arah yang lebih baik.
81. WONG SENENG ORA KURANG PANGGUNG, WONG SENGIT ORA KURANG PANACAT
Secara harfiah pepatah Jawa ini artinya adalah orang yang senang tidak kurang untuk memuji, sedangkan orang yang menaruh sikap benci tidak kurang untuk mencela.
Orang-orang yang memiliki sikap seperti itu tidak bisa berpikir logis dan realistis. Mereka menilai sesuatu hanya didasari sikap suka atau tidak suka, senang atau benci.
Sikap egois semacam ini menuruti perasaannya yang kerdil, kurang melihat, mengamati sesuatu dengan rinci, detail, hanya melihat dari luarnya, dan dangkal.
Asal sesuai dengan angan-angan keinginan dan pikirannya akan dikatakan itu baik dan dipuji, serta sebaliknya.
82. WELAS TANPA ALIS (Ingin Berbagi Tapi Miskin)
Orang miskin umumnya lebih memiliki rasa belas kasihan pada orang lain yang hidupnya juga menderita.
Dalam hati ingin turut berbelaskasih meringankan beban sesamanya, tapi dirinya sendiri perlu dikasihani pula. Biasanya mereka turut menguatkan, membesarkan hati sesamanya yang dibelaskasihi itu dengan nasihat agar tidak putus asa menghadapi penderitaan. Karena semua penderitaan itu pasti ada akhirnya.
83. SEPI ING GAWE RAME ING LAMBE (Enggan Bekerja Suka Bicara)
Pepatah ini untuk menyindir secara halus bagi mereka yang enggan atau bahkan malas bekerja. Tapi banyak omong atau suka bicara yang tidak kunjung nyata. Banyak bicara untuk menutupi sikap malasnya dalam bekerja. Orang yang bersifat demikian tidak akan dapat menyelesaikan tanggungjawab secara baik yang diberikan kepadanya.
/Wisma Ayem Mangkujayan, 25 September 2022
Tindakan Bijak yang Tercermin Melalui Pepatah Jawa (Bagian 23)