Foto : Juraj Lenhard/Pixabay
Oleh: Fr. M. Christoforus, BHK
Para Saudara, izinkan saya untuk boleh membagi kesan serta kekaguman saya kepada dua orang filsuf agung dunia, sang “Konfusius dan sang Lao Tse.”
“Siapa, mengapa, dan bagaimana” kisah indah keluhuran pribadi serta jati diri mereka.
Saat filsuf Konfusius bertandang ke kediaman filsuf Lao Tse, keduanya membahas banyak hal kehidupan ini, mulai dari bidang linguistik, etika hidup, serta bagaimana bertata negara.
Sekalipun ternyata, keduanya tidak selalu sepaham tentang aneka bidang itu, namun keduanya sangat saling menghormati atas pemahaman serta pandangan filosofis yang ternyata berbeda itu.
Dan saat sang Konfusius yang lebih senior hendak pamit, sang Lao Tse berkata, “Biasanya orang kaya memberikan hadiah sebagai tanda mata perpisahan, sedangkan orang bijaksana menyodorkan nasihat, bukan?”
Jawab Lao Tse, “Saya bukan orang kaya dan apalagi orang bijak, namun, izinkan saya untuk boleh memberikan wejangan.”
“Pedagang bijak adalah pedagang yang dipandang mata miskin. Begitu pula dengan si bijak, ia dipandang miskin seperti orang bodoh. Maka, jauhilah sifat sombong. Buanglah sifat serakah. Redamlah ambisimu.”
Di kala tiba di kampung halamannya, sang Konfusius pun ditanya para muridnya, apa saja isi perbincangannya dengan sang Lao Tse, dan sang Konfusius pun berkata, “Jika burung dapat dipanah, binatang buas dapat dijerat, ikan dapat dijala, tetapi bagaimana dengan naga? Dan ternyata, Lao Tse, itulah sang naga.”
Saudara, ternyata perbedaan prinsip pun pandangan hidup di bumi maya ini dapat menyejukkan dedaun telinga pun lubuk hati sang manusia.
Perbedaan, ternyata tidak harus identik dengan pertentangan serta permusuhan di atas bumi maya ini.
Semuanya ini, bermuara dari kedalaman batin, keluhuran berpendapat, serta kedewasaan bersikap sang manusia.
Kondisi khaostis serta kehancuran di dalam kehidupan ini, ada dan hadir hanya atas nama kepicikan, kedangkalan, serta sikap fanatisme buta sang manusia.
He, … ternyata, saudaraku, di atas langit, toh masih ada langit!
Jadilah pribadi yang rendah hati!
Malang, 28 Agustus 2022
Pendewasaan Diri Agar Makin Bijaksana