Bisnis Jalan Tol di Indonesia

Bisnis Jalan Tol di Inddonesia

Membangun jalan tol tak ada ruginya. Untung bisa dari tanah. Sebelum jalan tol jadi, sudah untung. Jika pun rugi, tinggal bailout oleh Pemerintah (Foto: Market Bisnis)

Di Indonesia ini ada yang aneh. Yang mengelola tol itu adalah mereka yang bermental kontraktor. Dapat proyek tol, pinjam uang ke bank untuk biaya konstruksi. Untungnya dari biaya konstruksi. Dari investor private dapat lagi untung dari harga tanah yang dibebaskan. Jadi, sebelum jalan tol beroperasi, mereka sudah untung duluan. Soal nanti tol sepi dan cash flow macet, bayar bunga dan cicilan utang, mereka ajukan rencana divestasi. Dapat duit lagi dari divestasi.

Padahal, sebenarnya, jalan tol itu harus dibangun dengan visi development. Apa itu? Bisnisnya bukan dari jalan tol tetapi pembangunan kawasan yang ada di sepanjang jalan tol. Di akses tol itu bisa dibangun kawasan industri dan perumahan. Di situlah untungnya.

Lucunya lagi, di Indonesia yang menikmati keuntungan bisnis dari jalan tol itu adalah pengusaha real estate yang hidup dari rente tanah. Tak ubahnya dengan Kereta Cepat PT KAI mengandalkan laba dari jual tiket. Sementara, yang nikmati adanya akses kereta cepat adalah pengusaha real estate.

Begitu juga dengan kawasan Industri. Proyek itu dibangun dengan visi jual tanah dan kaveling. Akibatnya, banyak kawasan industri yang sepi tenan.

Mengapa? Karena lokasi itu tidak berada di lingkungan strategis. Cari tanah yang murah dan berharap bisa jual dengan harga berlipat.

Sekarang sebagian besar KEK itu hanya ramai ketika awal dibangun, Setelah itu dead duck. Sementara, yang mengelola KEK sudah untung duluan.

Dari mana? Ya dari pinjaman bank. Pastilah semua harga di-mark up. Kalau akhirnya gagal bayar, ya surrender aja. Negara juga akhirnya yang bailout.

Apapun bisnis infrastruktur, kalau mau dibangun, pasti ramai. Siapapun bicara atas nama rakyat dan HAM. Tetapi, sebenarnya hanya cari peluang dapat uang diam. Lucunya, pemda dan aparat ikutan ngompori dan seakan jadi pendamai. Tetap saja ujung-ujungnya meminta bagian dari aksi ribut itu.

Dengan kondisi begitu, kalau Anda mau berbisnis semacam itu di Indonesia, hanya ada dua kemungkinan. Anda setan atau malaikat. Kalau Anda setan, silakan nikmati bisnis lendir dan tahi kebo. Makanlah itu. Kalau malaikat, siaplah jadi pecundang.

LAINNYA

Hukum Ketetapan Tuhan

PARENTING 101: Curiosity Anak, Orangtua dan Akses Dunia Maya

Avatar photo

About Erizeli Jely Bandaro

Penulis, Pengusaha dan Konsultan