MAS SOEGENG, Provokator Bisnis
Uang Krypto tak bisa dibendung lagi. Meski ditentang, krypto terus melaju dan memunjukkan kedigdayaan dan efektivitasnya. Evolusi keuangan sedang berjalan. Kelak, bank tak punya pegawai atau hanys segelintir saja melayani nasabah super kaya. Semua digantikan ATM, internet banking dan mobile banking. Tapi, sebelum semuanya terjadi, ada baiknya – yang belum tahu- memahami dulu antara bank dan crypto aset.
Bank Sebagai Tempat Transaksi
Bayangkan sebuah bank ! Anda masuk ke sebuah bank. Sekelompok orang berdiri di depan counter, menyambut anda yang membawa uang fisik segepok untuk ditabung. Anda memperoleh rekening ( account) di bank atas nama anda. Anda pulang dan yakin, pihak bank akan menyimpan uang anda dengan aman.
Bank lalu meminjamkan uang anda yang dititipkan ke bank itu pada orang lain yang membutuhkan modal kerja. Bank membebankan bunga 12%-24% setahun dengan jaminan sertifikat. Sementara anda yang punya uang, cukup rela mendapat bunga 4%-7% per tahun dari bank dipotong pajak.
Jika anda menabung uang anda di bank sebesar Rp 1,000,000,000 ( satu miliard), anda akan memperoleh “keuntungan” dari bunga bank 4%-7% atau sekitar Rp 40,000,000 alias Rp 3,330,000,-/bulan setelah dikurangai pajak. Naik turunnya bunga ditentukan kesepakatan oleh bank-bank yang ada secara offline.
Bank yang dikelola oleh orang-orang merupakan kegiatan sentral yang dikendalikan oleh sekelompok ornag. Artinya, aman tidaknya bank anda, tergantung dari pengelola bank itu. Kalau dia gak bener, uang anda bisa dibawa kabur.
Kripto Mata Uang Kekinian Yang Tak Bisa Ditolak
Sekarang, bayangkan uang digital atau cryptyocurrency
( Mata Uang Digital) !
Seseorang menciptakan sistem di internet atau dunia maya untuk jual beli dan tukar menukar mata uang digital atau menambang ( mining). Mata uangnya bermacam-macam. Ada Bitcoin, Ethereum atau Tron. Hingga November 2021, ada 4,600 jenis mata uang Kripto beredar. Semua beredar melalui konsep yang disebut desentralisasi, yang artinya sistem bekerja mengatur jual beli dan transaksi mata uang kripto ini. Tak ada yang mengelola. Naik turun mata uang kripto berdasar deman dan supply. Jumlah mata uang tergantung pencipta sistem itu yang kemudian melepas untuk pasar.
Mata uang digital Bitcoin misalnya. Jumlah Bitcoin (Btc) dalam sistem ini terbatas hanya 21,000,000 keping. Semakin menipis atau manfaat untuk transaksi, membuat mata uang ini semakin mahal dan banyak dicari dan dijadikan dewa mata uang kripto, seperti halnya dollar Amerika terhadap mata uang negara lain.
Saat awal dibuka pada 2009, Bitcoin ( BTC) ini, diberi nilainya setara dengan USD 1 atau Rp 14,000-/ keping. Sepuluh tahun kemudian nilai BtTC menjadi Rp 800,000,000/ keping. Kenaikannya ribuan persen. Jika saat itu anda punya uang Rp 1,000,000 ( yang anda tabung di bank tadi) dan beli Bitcoin, anda memiliki 71 buah Bitcoin senilai Rp 56,8 miliar. Anda otomatis menjadi milyader !
Harga sebutir Bitcoin sekarang ( per 9 Desember 2021 pukul 06:06 ) turun dari Rp 840 juta menjadi Rp 721.283.000. Yang sejak mengenal mata uang kripto mulai tahun 2000 dan aktif melakukan trader atau investasi, pasti sekaang sudah kaya raya.
Yang menentukan naik turunnya kurs uang digital ini adalah permintaan pasar dan nama uang digital yang dipercaya. Kenaikan BTC antara lain karena ia mata uang digital yang konsisten menjaga nilai dan kemisteriusannya ( nanti kita cerita misteri Bitcoin). Terlebih seorang pengusaha tajir model Ellon Musk ( pemilik mobil Tesla) mengucurkan uangnya ke BTC senilai triliunan dan menyebut bahwa kelak, pembeli mobil Tesla bisa membelinya dengan uang digital Bitcoin.
Bitcoin naik daun dan para pemilik mata uang digital tiba-tiba jadi orang kaya baru.
Dunia cepat bertambah dengan orang kaya mendadak. Termasuk anak-anak usia muda yang memiliki Bitcoin lalu memborong vila dan mobil mewah.
Andapun, jika hanya punya 10 keping Btc, langsung jadi milyader. Padahal, anda tidak memegang secara fisik uang digital itu.
Dunia Baru hanya Butuh Orang Percaya
Kripto semakin merajalela dan semakin banyak orang tertarik masuk ke dlamnya. Padahal dunia kripto jauh berbeda dengan dunia uang fisik seperti rupiah atau dolar. Apakah bentuk fisik keping kripto ada ?
Tidak.
Yang ada hanya catatan-catatan yang disimpan di dompet-dompet digital seperti Token Pocket Wallet , Indodax, Tokocrypto, Binance dan banyak lagi, yang anda miliki dengan membuka rekening ( account), baik atas nama anda sesuai KTP atau nama samaran. Yang penting KYTP, email dan nomor ponsel anda.
Yang penting anda memiliki Code Key yang terdiri dari serangkaian huruf dan angka. Jika Back Up Key anda hilang, anda tak bisa apa-apa lagi. Musnah semua. Itu sebabnya, sepasang suami yang menjual rumahnya, lalu membeli Bitcoin pada 2020, dan memiliki ratusan Bitcoin, menyimpan kodenya di sebuah brankas yang aman di dua negara. Ia khawatir kodenya hilang. atau lupa, hiduonya bia berakhir.
Meski hanya catatan, mata uang digital itu bisa dijadikan rupiah di rekening bank anda seperti BCA, Mandiri, BRI bahkan di dompet OVO atau Jenius. Dari yang tadinya tak berujud, begitu pindah rekening rupiah, bisa buat beli apapun. Semua transaksi ini dilakukan tanpa bantuan orang lain dan dalam waktu sesingkat-singkatnya, dalam hitungan detik dan menit. Semua berdasar kepercayaan melakukan komunikasi dan transaksi melalui dunia digital.
Banyak orang kaya mendadak dari kripto, tapi juga banyak yang miskin dari kripto. Tak iubahnya saham. Itu sebabnya, ketika anda bermain kripto, anda perlu melakukan riset dan survei sendiri, mata uang apa yang fundamentalnya kuat. DYOR. Do Your Own Research. Jangan terlalu banyak mendengarkan kata orang, sebab di dunia kripto, sebuah berita bisa dibuat untuk mempemgaruhi harga kripto.
Kalau anda minta saran, bagaimana berinvestasi dengan baik dan menguntungkan di kripto, jika anda meminta saran saya, cukup sederhana. Pakailah uang jajan yang siap hilang dan jadikan main kripto seperti permainan mengasyikkan.
BACA JUGAMata uang Lira merosot, Warga Turki Mulai Kurangi Makan
AS Janjikan Hadiah Rp 143 Miliar untuk Bantu Tangkap Peretas