Bolehkah Mereka Menjadi Kaya dan Pamer ?

Bolehkah Mereka Menjadi Kaya dan Pamer ?

Menjadi kaya itu sebuah hadian perlombaan lari yang selalu dikerjakan orang-orang bumi dalam mengejar harata benda melalui kerjakeras atau menipu kiri kanan. Pilihannya ada pada kehormatan orang itu sendiri.

Kaya itu tidak salah. Tidak berdosa. Yang salah dan berdosa, adalah justru sudah miskin, suka iri pada orang sukses, lalu menjadi pendendam terhadap orang-orang kaya. Begitu juga salah dan dosa berlaku bagi orang kaya yang di tengah keprihatinan, malah suka mengumbar pamer menunjukkan betapa kayanya mereka. Dosa tak terampuni adalah ketika orang tahu bahwa rang kaya itu ternyata pejabat atau kekayaan yang didapat dari hasil tak semestinya. 

Dikotomi di atas bukan rekaan penulis. Tapi sudah menjadi konsep keliru yang menyebar masyarakat luas. 

Sebuah mobil disenggol kaca spion oleh pengendara sepeda motor di depan stasiun Cisauk. Saat dikejar, pengendara itu masuk ke SPBU untuk mengisi bensin. Ketika ditegur untuk bertanggungjawab pada kaca spion yang tergores, gadis itu serta merta menolak dia pelakunya. Percuma pengendara menunjukkan goresan spionnya dan tangan gadis itu yang tergores saat senggolan. 

Barisan antrian motor di SPBU itu – yang tidak tahu kejadian- menuding pengendara mobil dengan semena-mena; Sebagian mengejak sebagai orang kaya tak tahu diri. Mau melawan orang banyak, pasti tambah celaka. Ia memilih meninggalkan lokasi dengan kejengkelan luar biasa. 

Orang-orang kaya di berbagai negara sangat hormat kepada orang kaya yang dalam kehidupannya berjuang sekuat tenaga untuk mencapai kesuksesan. Meeka menjadi inspirasi dan pegangan hidup. Orang-orang seperti Jack Ma, Bob Sadino dihormati karena kegigihannya untuk mencapai sukses dan keberhasilan. Bahkan hadian untuk kerja keras adalah uang dan kekayaan, tak bisa dielakkan. 

Beda dengan beberapa orang yang pengin kaya tapi dengan cara tidak wajar. Ada seorang mantan gubernur DKI berani berhutang sebanyak Rp 92 miliar hanya untuk menjadi berkuasa dan kaya raya. Dalam prediksinya, jika dengan uang itu ia bisa berkuasa, ia akan menjadi kaya raya. Sebuah perilaku buruk dalam mengejar kekuasan dan kekayaan. 

Menjadi orang kaya adalah cita-cita semua orang di bumi ini. Sebagaian merasa cukup dan tidak mengejar kekayaan. Kekayaan di bumi ini dikejar dengan bekerja tekun, kerja keras, dengan trik-trik khusus, namun banyak yang melalui jalan cepat; korupsi, menipu orang lain dan mengakali orang lain. 

Lebih celaka sebenarnya adalah orang yang bekerja di lembaga negara dan di tempat basah seperti pajak dan anggaran negara, tiba-tiba memiliki kekayaan yang jika dihitung, pasti bukan dari gaji resmi. Di sana, mereka bisa berpesta pora dengan uang yang jumlahnya tak terhitung dan mengggiurkan.

Di sanalah orang ditentukan pada kebesaran hatinya, keteguhan jiwanya dan kehormatan dirinya. Jika mereka hanya tergiur soal kekayaan, dengan mudah diambil, direkayasa agar hasil rampokannya tak diketahui publik. Baik kerjasama dengan tim, dengan orang lain dengan ilmu kelecikannya yang luar biasa. 

Lebih tidak bermoral lagi, ketika harta kekayaan itu untuk dipamerkan di depan publik. Baik oleh pelaku dan biasanya justru dengan keluaraga. Makan di restauratn mewah, lalu mengunggah di medsos agar orang menilai mereka keluarga tajir. Memperlihatkan saldo tabungan miliaran, pamer cincin Red Shappire, mobil mewah satu-satunya yang ada di Indonesia atau pamer donasi untuk orang-orang miskin.

Orang-orang yang hobi pamer begini sebenarnya hanya ingin mendapatkan pengakuan dari kelompok masyarakat, mempertahankan status sosial dan meningkatkan popularitas seperti keluarga artis dan pengusaha dan pejabat. Mereka merasa bangga memiliki kekayaan atau harata benda yang tak dimiliki orang lain. 

Mereka tak sadar, bahwa perlakuan mereka menimbulkan iri, cemburu dan dendam dan lebih tak tahu diri lagi ketika mereka bisa memperlakukan orang lain yang tidak sekelas dengan mereka seenaknya sendiri. Seperti yang dilakukan Mario Dandy Satrya, anak pejabat jendral pajak kepada temannya dengan begitu jumawa dan pongah. 

Saya tidak tahu persis, orangtua seperti apa yang memiliki keluarga yang hobi pamer dan menggoda publik. Sebuah kekayaan yang dimiliki orang-orang yang tak tahu diri !

Menyoroti Kekayaan Pejabat Pemprov DKI Jakarta

Hati Hati, Pamer Kekayaan di Media Sosial Bisa Berujung Aksi Penculikan

Miliki Kekayaan Rp. 2.873 Triliun, Elon Musk Terkaya Sejagad

Avatar photo

About Mas Soegeng

Wartawan, Penulis, Petani, Kurator Bisnis. Karya : Cinta Putih, Si Doel Anak Sekolahan, Kereta Api Melayani Pelanggan, Piala Mitra. Seorang Crypto Enthusiast yang banyak menulis, mengamati cryptocurrency, NFT dan Metaverse, selain seorang Trader.