Brown University and the Brookings Institution (sebuah perguruan tinggi di Rhode Island, Amerika), yang tekun mengikuti perkembangan di Afganistan mencatat, setidaknya 71.000 warga sipil Afganistan dan 66.000 anggota militernya telah tewas selama aksi kekerasan dan peperangan yang berlangsung selama ini.
Dua bom
Kemarin dua bom bunuh diri meledak. Satu di Gerbang Abbey, gerbang yang dipakai Amerika untuk menerima mereka yang akan di evakuasi, dan bom kedua terjadi di dekat Hotel Baron dimana warga Inggris sedang dievakuasi.
ISIS (ISIL) di Afganistan menyatakan bertanggung jawab atas ledakan itu, pernyataan mereka muncul dalam laman internet yang diterima AP.
Mereka adalah ISIS dari propinsi Khorasan, sebuah wilayah luas di timur Afganistan. Kelompok ini kerap disebut ISKP atau ISISK, mereka adalah sempalan yang tidak puas terhadap Taliban, dan memegang aturan yang lebih keras, demikian seorang petugas Amerika di Afganistan yang tak mau disebutkan namanya pada kantor berita AP.
“Kalau kami bisa menemukan jaringan ini, kami akan memburunya. Kami sedang bekerja keras untuk menemukannya” ukap MacKenzie.
Pengangkutan terganggu.
Akibat bom kemarin, proses pengangkutan warga yang hendak mengungsi sempat terganggu. Biasanya 19.000 orang bisa diterbangkan, namun kemarin hanya mencapai 13.400 orang saja.
Presiden Joe Biden mendapat kritik keras dari anggota Konggres karena dinilai tidak bersikap terbuka mengenai krisis di Afganistan, “Selama kita terus menunggu semua detil terungkap, satu hal yang pasti: kita tidak bisa mempercayai Taliban dalam proses keamanan evakuasi” ujar Senator Bob Menendez dalam cuitan twitternya.(gun)