Jumlah korban serangan bom bunuh diri di sebuah masjid umat Syiah Jumat (8/10) siang, meningkat menjadi 100 orang.
Seide.id – Dalam perkembangan terakhir Amaj News melaporkan bahwa Kelompok Negara Islam-Khorasan (IS-K) telah menyatakan tanggung jawab atas pemboman bunuh diri di masjid Kunduz Afghanistan.
Dalam sebuah pernyataan yang dirilis di saluran Telegram dan dikutip Sabtu (8/10), kelompok itu mengatakan bahwa seorang pembom bunuh diri ISIS meledakkan rompi peledak di tengah kerumunan jamaah Syiah yang tengah berkumpul di dalam masjid.
Sesuai laporan Amaj News, nama pelaku bom bunuh diri adalah Muhammad al-Uighuri. ISIS juga mengklaim bahwa bom bunuh diri tersebut merenggut nyawa 300 orang.
Dalam pernyataan kedua, IS-K mengatakan pelaku serangan adalah seorang Muslim Uighur. Muslim Uighur merupakan minoritas yang Taliban telah bersumpah untuk mengusir mereka dari Afghanistan.
Kelompok ekstrimis IS, saingan berat Taliban, telah berulang kali menargetkan Syiah. Target dibuat dalam upaya membangkitkan kekerasan sektarian di Afghanistan yang mayoritas Sunni.
Syiah dianut oleh 20 persen warga Afghanistan. Banyak dari mereka berasal dari Hazara, kelompok etnis yang telah dianiaya di Afghanistan selama beberapa dekade.
Dari lokasi kejadian dan rumah sakit setempat, dilaporkan, jumlah korban serangan bom bunuh diri di sebuah masjid umat Syiah di Kunduz, Jumat (8/10) siang, meningkat menjadi 100 orang.
Sebelumnya dikabarkan, ledakan besar di di provinsi Kunduz utara Afghanistan tersebut merenggut nyawa sedikitnya 50-an orang, sementara beberapa lainnya terluka.
Serangan siang kemarin menandai adanya perluasan kegiatan mereka yang suram ke bagian utara negara itu, kata pengamat setempat. Taliban mengatakan mereka telah menangkap puluhan anggota IS dan diyakini telah membunuh orang lain yang dicurigai terkait dengan kelompok itu. Tetapi secara terbuka mereka juga mengecilkan ancaman yang ditimbulkan oleh IS.
Banyak warga Afghanistan berharap, pengambilalihan Taliban setidaknya akan menandai era yang lebih damai. Tapi ISIS muncul sebagai ancamanbaru yang signifikan terhadap janji Taliban untuk meningkatkan keamanan.
Taliban mengambil alih Afghanistan setelah pasukan asing menarik diri dari negara itu pada akhir Agustus menyusul kesepakatan yang disepakati dengan AS.
Itu terjadi dua dekade setelah pasukan AS menyingkirkan militan dari kekuasaan pada 2001.
Serangan paling mematikan sejak pasukan AS dan NATO meninggalkan Afghanistan pada akhir Agustus dan Taliban menguasai negara itu.
Sebelumnya, pada hari Rabu, sebuah ledakan di kota Khost Afghanistan menewaskan tujuh orang dan melukai 15 lainnya. Peristiwa ini terjadi di Madrasah Mazharul Alum yang juga dikenal sebagai sekolah agama Mazharul Alum. – bbc/AN/dms