Bow Bridge – Jembatan Busur Panah nan Menawan

Seide.id – Beberapa tahun lalu, napas saya serasa berhenti mendadak, tercekat oleh rasa kagum, sewaktu dikirimi foto Bow Bridge oleh sahabat di komunitas Backpacker Dunia. Rupanya jembatan itu juga yang mencuri perhatian saya saat menikmati tayangan film Keeping The Faith sekitar 2 dekade silam.

Waktu itu tentu saja tak pernah terbayang bahwa suatu saat saya bisa menjejakkan kaki di New York City. Selama 2 tahun bahkan merasakan jadi New Yorker alias penduduk kota dunia yang dijuluki “kota yang tak pernah tidur” ini.

Spot Ikonik

Di musim apa pun, Bow Bridge selalu tampil memikat. Saat musim semi, pengunjung seolah berlomba mendapatkan foto terbaik di antara aneka bunga cantik dalam pot-pot besar di sepanjang jembatan.

Sementara di musim panas, riak air danau di bawah jembatan maupun sky line dengan sederet gedung pencakar langit, seolah membentuk lukisan indah tersendiri. Atau musim gugur yang menawarkan beragam bentuk dan warna dedaunan yang berjatuhan. Sedangkan di musim dingin, apalagi daya tariknya jika bukan tumpukan salju.

Berlokasi di area tengah Central Park, tepatnya di 74th Street, Bow Bridge menjadi salah 1 ikon yang wajib dikunjungi saat bertandang ke Central Park, NYC. Jembatan lengkung dengan arsitektur bergaya Victorian sepanjang 60 feet (=18 meter), membentang di atas danau buatan ini dibangun pada tahun 1862. Selama ratusan tahun Bow Bridge menjadi salah satu spot paling ikonik dan instagrammable di Central Park, taman kota seluas 341 hektar ini.

Kreasi Besi Cor Tertua

Bow Bridge dikenal sebagai tempat pertemuan yang penuh romantisme, tak hanya dalam kehidupan nyata, tapi juga dalam dunia film. Sebut saja Manhattan, The Way We Were, dan Keeping The Faith. Entah sudah berapa juta insan yang menyatakan cinta atau bahkan melamar kekasihnya di sini.

Nama Bow Bridge sendiri berasal dari bentuknya yang melengkung menyerupai busur anak panah. Rancangan Calvert Vaux dan Jacob Wrey Mould ini merupakan kreasi besi cor tertua dan satu-satunya di Central Park, serta kedua tertua di seantero AS. Wow… banget kan? Vaux dan Mould, 2 arsitek kenamaan AS saat itu mampu memadukan gaya klasik Yunani, elemen Gotik, Neoklasik dan unsur Renaissance.

Papan pijakan Bow Bridge terbuat dari kayu Brazillian Nut yang konturnya padat namun memiliki daya lenting luar biasa besar. Yang tak kalah unik, jenis kayu ini konon akan berubah warnanya menjadi merah tua saat basah. Ah…lain kali, jika Sang Maha Baik berkenan, pasti saya akan datang lagi untuk membuktikan kebenaran cerita tentang perubahan warna tersebut. Sayangnya, saya baru tahu setelah kembali ke Tanah Air.  (Puspayanti) Foto-Foto: Puspa

Avatar photo

About Gunawan Wibisono

Dahulu di majalah Remaja Hai. Salah satu pendiri tab. Monitor, maj. Senang, maj. Angkasa, tab. Bintang Indonesia, tab. Fantasi. Penulis rutin PD2 di Facebook. Tinggal di Bogor.