Gajah mati, meninggalkan gading. Lantas manusia meninggalkan apa? Nama dan karya
Tapi meski baik meninggalkan nama baik karena tidak menyusahkan orang lain atau korupsi, ternyata menurut pepatah nama baik saja tidak cukup. Masak kalah sama gajah?
Gajah saja meninggalkan gading.. Karenanya, manusia harus meninggalkan sesuatu yang berguna bagi sesama.
Maka waktu menyaksikan Anies dan BTP Ahok berbicara di zoom kenangan tentang Christianto Wibisono, timbul pertanyaan, karya apa yang telah CW tinggalkan?
Tentu tidak perlu lagi ditanyakan apakah CW meninggalkan nama baik karena semasa hidupnya, ekonom, analis bisnis, kolumnis dan jurnalis ini berusaha membangun bangsa Indonesia lewat pemikiran- pemikirannya yang ia tuang pada buku- buku karyanya mau pun tulisan di media. Dan banyak sekali yang terbantu oleh pemikirannya.
Perrtanyaan Terjawab
Ternyata pada 15 Juni kemarin, tanpa diduga, CW menghubungi Anies untuk memberikan 2.000 bukunya pada Pemda DKI yang seremonialnya akan dilakukan pada 17 Agustus. Luar biasa. Itu artinya, warga DKI menerima warisan berharga.
Seperti kata BTP pada Anies, buku warisan beliau adalah intan.
Mirisnya, mereka yang disebut double minoritas ternyata telah menunjukkan kecintaannya pada negeri ini bukan lewat kata-kata, tapi lewat perbuatan.
Christianto Wibisono baru saja menambah daftar isian. Bersama BTP yang sebelumnya telah mengawali, keduanya membangun negeri ini dengan sepenuh hati.
Apa yang BTP Wariskan?
Di luar jalan BTP yang lurus dan keperduliannya pada masyarakat yang tidak mampu, semisal, menaikkan haji para marbot, membangun dan mempebaiki mesjid, memberi bantuan keuangan bagi yang sakit, yang tidak mampu menebus ijazah dan bantuan lainnya, BTP juga meninggalkan warisan luar biasa.
Tersebut simpang susun Semanggi yang dibangun BTP tanpa mengeluarkan uang, Lapangan Banteng, Ruang bermain terbuka, Rusunawa lengkap dengan fasilitasnya dengan sewa murah, Bus kuning, Fly over Kuningan, Pancoran, Fly over lainnya, LRT dan daftar lainnya yang masih panjang .
Warisan ini BTP tinggalkan bagi warga DKI tanpa banyak bicara.
Tapi siapa pun tahu, lihat Semanggi, ingat BTP. Semanggi pun jadi identik dengan dirinya karena jalan itu dilalui semua orang.
Kedua tokoh ini tidak pernah sakit hati meski mereka disebut minoritas karena mereka mencintai negeri ini dengan segenap jiwa raganya.
Sesungguhnya, merekalah anak- anak bangsa karena tanpa pamrih telah membangun negeri ini.
Jika Ahok BTP telah mewariskan Semanggi dan lain-lainnya untuk warga DKI,
Christianto Wibisono mewariskan buku-buku pemikirannya,
Gajah pun bertanya,
lantas Anies telah mewariskan apa untuk warga DKI ? (ricke)