Seide.id- Si bungsu bertanya, “kenapa Papa tidak seperti Eyang Habibie?”
Saya kaget, “Kok?”
Ia menyambung, “iya, eyang Habibie itu hebat”
Saya tercenung.
Saya lalu cerita.
Pada masanya, sewaktu papa SMP -dahulu- ada bintang film bernama Bruce Lee. Jagoan kungfu. Badannya kecil tapi gesit bukan main. Pukulan dan tendangannya maut. Gerakannya super cepat dan mematikan. Hebat pokoknya. Ia disukai banyak orang!
Filmnya selalu dinanti.
Pada waktu itu, kalau film Bruce Lee diputar di bioskop, hampir satu kelas –terutama para cowok – sepakat: bagaimanapun caranya, harus nonton!
Entah itu nabung, merengek pada orang tua, sampai berbohong minta uang untuk prakarya, yang penting nonton!
Pertunjukan jam 19.00 paling rame. Halaman bioskop berdebu karena penuh orang! Dari jam 18.00 sore orang rela antre.
Dan, tukang catut yang beredar di seputar bioskop selalu punya cara untuk membujuk, “hayo..bruce lee, tinggal duduk, ni, gak perlu antre berdesakan”
Dan kami pun selalu tergiur.
Di dalam, penonton penuh! Dari deret kursi di atas sampai bawah. Balkon juga full! (dulu, bioskop ada balkonnya, lho. Jadi, penoton yang di bawah, bila jagoannya -sementara- kalah, dan penonton di balkon kesal, selalu saja ada bungkus rokok yang melayang kena kepala!
Waktu itu belum ada botol plastik. Semua botol terbuat dari kaca. Dan, bersyukur belum ada penonton yang gila yang tega melempar botol beling ke bawah!)
Oh ya, waktu itu bioskop belum berpendingin. Orang bebas merokok. Ruangan pengap. Hahahaha. Asapnya membumbung “mewarnai” sinar proyektor. Kipas angin setiap tiga meter di kanan kiri dinding bekerja ekstra keras mendorong asap agar ke atas. Itulah sebabnya atap bioskop tulang tengahnya selalu dibuat terangkat setengah meter, gunanya ya itu tadi, tempat membuang asap rokok!
Dan, khusus untuk Mas Bruce Lee ini, waaah, luar biasa! Setiap dia berantem penonton selalu ikut campur: teriak-teriak, menyoraki dan tepuk tangan kalau pukulannya telak menghantam lawan.
Rame. Senang bukan kepalang. Papamu dan kawan-kawan ikutan tepuk tangan!
Sedang serunya Mas Bruce Lee berantem, lalu, pet! Pertunjukan terputus. Lampu neon dalam bioskop menyala, di layar muncul tulisan: MAAF, INTERUPSI!