Dalam pelayanan ada istilah “non multa sed multus”, artinya bukan kuantitas tapi kualitas, bukan jumlah janji-janji tetapi bukti.
Mother Theresa memberi teladan dalam perbuatan baik kita. Kuantitas itu perlu, namun kasih saja yang akan membuahkan kualitas karya kita yakni damai sejati.
The fruit of prayer is faith, the fruit of faith is love, the fruit of love is service, and the fruit of service is peace. The peace that the world can not give. Mutu layanan kita bersandar pada seberapa besar kasih yang melandasinya. Non multa sed multus.
Dalam hal berdoa, Guru dari Nazareth memberi saran supaya tidak ‘bertele-tele’ seperti orang tak mengenal Allah. Inti pesan Sang Guru, bukan kuantitas tetapi hilangnya kualitas dari doa. Non multa sed multus “Banyaknya kata-kata tak dapat menggantikan intimitas relasi sebagai jantung doa”.
Jantung doa bukan obrolan, melainkan dialog;
Bukan deretan permohonan, ‘melainkan intimitas relasi;
Bukan sim salabim, namun Allah Yang Maharahim;
Bukan tujuan manusiawi, namun kehadiran Ilahi.
Ya Allah, mohon rahmat-Mu agar kami dapat berdoa tanpa lari dari tanggungjawab untuk menyatakan cinta-Mu dalam setiap hal yang kami kerjakan, sekecil apapun. Amin.
Salam sehat dan tetap tabah berbagi cahaya, walau lengang sapa. Non multa sed multus. (Jlitheng)