Bung Karno, R. Basoeki Abdoellah, dan Mitos Kamar 308

Selain lukisan portrait Bung Karno, R. Basoeki Abdoellah juga menghasilkan 2 buah lukisan ihwal sosok Nyi Roro Kidul. Pengunjung hotel pun lantas menyebut Kamar 308 sebagai milik Bung Karno.

Oleh HERYUS SAPUTRO SAMHUDI

Seide.id 15/11/2022 – Apakah gunanya kamar-kamar di sebuah hotel? Tentu saja sebagai akomodasi bagi penyewa yang hendak menginap atau bermalam dalam sebuah perjalanan wista ataupun tugas, baik untuk diinapi sendiri, bersama Si Dia, bareng anak dan istri, atau sebagai akomodasi (yang disiapkan panitia seminar) untuk dimanfaatkan berdua relasi atau sesama peserta.

Tapi percaya nggak percaya, ada sebuah kamar di hotel internasional milik Pemerintah Indonesia, yang sejak hotel dibangun pada paruh awal periode tahun 1960, kamar tersebut tidak pernah termasuk yang ditawarkan (apalagi diiklankan) untuk diisi dan disewa pengunjung. Bahkan nomor kamar 308 yang seharusnya terpampang di atas pintu masuk dihilangkan, diganti dengan kara Private Room.

Itulah kamar pribadi yang disebut masyarakat sebagai Kamar 308, karena terletak sederet di antara Kamar 307 dan Kamar 309, di lantai tiga Inna Samudra Beach Hotel & Restaurant, di KM 7 Jalan Raya Cisolok, Palabuhan Ratu, Sukabumi, Jawa Barat. Uniknya, betapapun tidak disewakan, kamar tersebut menghasilkan uang pemasukan jauh lebih banyak dibanding kamar-kamar lain yang disewakan

Samudra Beach Hotel (bareng Ambarukmo Hotel Yogyakarta, Sanur Beach Hotel Bali, Toba Hotel di Medan, dan Hotel Indonesia di Jakarta) dibangun semasa dengan Gedung Sarinah, Pusat Olahraga Senayan, Jembatan Semanggi, Rumah Sakit Persahabatan Jakarta, dengan dana pampasan perang dari Jepang kepada Indonesia, yang pelaksanaan pembangunannya ditangani Uni Soviet – kini Rusia.

Konon selagi muda, Bung Karno biasa nyepi di gubuk nelayan di atas karang Kampung Tenjoresmi, Palabuhanratu yang langsung berhadapan debur ombak Pantai Selatan yang diliputi mitos, khususnya berkait legenda Nyi Roro Kidul.

Dari amatan di Tenjoresmi ini Bung Karno terinspirasi membangun Samudra Beach Hotel di pasir putih yang mengampar di sebelah barat, tak jauh dari Tenjoresmi.

Kamar Private Room – Foto Heryus Saputro Samhudi

Dari hasil pemikiran Bung Karno sebagai Presiden Indonesia ini pula maka di akhir paruh dekade 1960, Kabupaten Sukabumi sudah memiliki sebuah hotel bertaraf internasional bernama Samudra Beach Hotel. Bahkan kemudian Pemerintah Indonesia juga membangun sebuah istana yang kini dikenal sebagai Rumah Peristirahatan Tenjoresmi, yang pengelolaannya di bawah Sekretariat Negara RI.

Alkisah, saat Samudra Beach Hotel diresmikan, protokol kepresidenan menempatkan Bung Karno di Kamar 308. Setelahnya, manajemen tak lagi memasarkan kamar tersebut ke tamu lain selain khusus untuk Bung Karno, bila datang ke Istana Tenjoresmi dan ingin nyepi Samudra Beach Hotel sambil memandangi gemuruh ombak pantai selatan – Samudera Hindia.

Tak ada catatan resmi ihwal kegiatan nyepi Bung Karno di kamar tersebut. Tapi yang pasti, Bung Karno pernah mengundang pelukis legendaris Indonesia, R. Basoeki Abdoellah untuk melukis di kamar itu. Selain lukisan portrait Bung Karno, R. Basoeki Abdoellah juga menghasilkan 2 buah lukisan ihwal sosok Nyi Roro Kidul. Pengunjung hotel pun lantas menyebut Kamar 308 sebagai milik Bung Karno

Bung Karno turun panggung, Orde Baru di bawah Pak Harto berkuasa. Kamar 308 yang disebut ‘milik’ Bung Karno itu lantas dikenal sebagai Kamar Nyi Roro Kidul. Ini karena 2 (dua) buah lukisan karya Basoeki Abdoellah yang sangat dominan menghiasi dinding-dinding kamar tersebut, yang selalu harum wangi oleh vas-vas bunga segar (sedap-malam khususnya) yang selalu menghiasi kamar.

Tahun 1969, dalam acara study tour sekolah, untuk pertama kalinya saya berkunjung ke Kamar 308 Samudra Beach Hotel. Kami, murid SMP, tak menginap di hotel mewah itu, tapi sekadar mampir dan manajemen hotel memberi izin kami secara bergantian (tiap rombongan sepuluh siswa), didampingi guru pembimbing dan seorang petugas humas hotel untuk ‘study’ ke Kamar 308.

Sependek ingatan saya, saat itu angka 306 masih tertera di atas pintu masuk kamar, sebagaimana nomor-nomor di kamar lainnya. Ruang sama besar dan sama bentuk dengan kamar-kamar lainnya, dilengkapi ranjang kecil yang sepertinya tak pernah digunakan seseorang untuk tidur ataupun sekadar rebah-rebahan. Dalam tutur Bahasa halus dan sopan, petugas humas menyebut ini ranjang Nyi Roro Kidul.

Mitos Pantai Selatan berkait legenda Nyi Roro Kidul terasa sangat kental di kamar itu. Ada satu set meja rias lengkap dengan cermin lipat tiga di belakangnya, bedak dan wewangian khas Jawa Barat yang lagi-lagi disebut petugas humas sebagai benda-benda kesukaan Kanjeng Putri Nyi Roro Kidul. Ruangan harum bunga sedap malam, uba rampe (istilah pot-pouri belum dikenal saat itu) dan kepul dupa

Ada juga dressward (lemari hias tembus pandang) berisi kain batik dan kebaya bordir yang didominasi warna hijau pupus, yang konon warna favorit Nyi Roro KIdul dan karenanya masyarakat pengunjung pantai tak boleh mengenakannya, karena bisa-bisa badan hilang terseret ombak. Kebaya serupa juga dikenakan ke tubuh boneka pajangan tanpa kepala. Apakah semua ini barang peninggalan Bung Karno?

Keta orang begitu. Konon Bung Karno mendapatkannya sebagai hadiah, dan tokoh spiritual setempat menyarankannya memajang di kamar tersebut. Sama halnya dengan dua buah lukisan karya Basoeki Abdullah, koleksi Bung Karno yang sengaja dipajang di kamar itu dan tetap utuh, Kalaupun ada yang hilang adalah lukisan sosok Bung Karno yang dulu ikut dipajang, dan belakangan raib entah kemana…?

Yang belakangan juga raib adalah nomor urut kamar tersebut, yang terletak di lantai tiga Samudra Beach Hotel & Restaurant yang kini punya embel-embel kata “Inna’ di depannya, Persisnya, angka 308 hilang dan berganti menjadi Private Room. Kamar pribadi siapa? Kamar eks Bung Karno yang tetap tak dipasarkan secara umum, tapi nyaris tiap hari ada saja yang datang beli ‘tiket masuk’ dan memanfaatkan itu kamar.

Selain orang seorang atau rombongan yang ingin tahu apa dan bagaimana itu kamar, pengunjung juga dari kalangan spiritualis, yang datang untuk menggelar upacara-upacara tertentu di kamar itu; Terlebih di saat-saat khusus seperti Malam Jum’at Kliwon ataupun Malam 1 Syuro dalam sistem penanggalan Jawa, ada saja rombongan yang menghabiskan malam di Kamar 308 untuk bersemedi. **


15/11/2922 PK 12: 35 WIB

Avatar photo

About Heryus Saputro

Penjelajah Indonesia, jurnalis anggota PWI Jakarta, penyair dan penulis buku dan masalah-masalah sosial budaya, pariwisata dan lingkungan hidup Wartawan Femina 1985 - 2010. Menerima 16 peeghargaan menulis, termasuk 4 hadiah jurnalistik PWI Jaya - ADINEGORO. Sudah menilis sendiri 9 buah buku.