Raksasa itu menggeram marah. Giginya gemeretak, matanya merah menyala, dan nafasnya menderu bagai tiupan angin. “Hai, Bungkuk! Kenapa diam? Kau takut padaku?”
Bungkuk tertawa bergelak. “Raksasa kau tidak menakutkan. Kau juga tidak perlu ditakuti. Aku tidak mau terpancing emosi untuk melawanmu!”
Tiba-tiba Raksasa yang semula beringas itu ganti bergelak tawa.
“Hebat! Hebat! Sifat pemberani itu yang aku kagumi. Ternyata kau punya mental baja. Dihina, dilecehkan, bahkan meski difitnah kau tidak membalas. Diancam juga tidak mempan. Apakah kau mau jadi tangan kananku? Aku butuh orang sepertimu. Jika mau, adikku yang cantik semlehoi pun akan kuberikan padamu,” bujuknya lembut.
Raksasa itu lalu memanggil seorang gadis cantik seksi dari balik rimbun pepohonan.
“Maaf, gadis secantik dan seseksi apapun adikmu, aku tidak tertarik bujuk rayumu. Enyahlah dari hadapanku!” hardik Bungkuk tanpa menoleh ke arah gadis itu. Ia lalu pergi tanpa mempedulikan teriakan marah Raksasa itu.
Tahukan siapa Raksasa itu? Ia adalah Ego kita sendiri. Sifat Ego yang miliki seribu wajah. Pandai menyamar dan berkamuflase. Kadang Ego itu tampil garang, lembut, … bahkan kadang baik dan penuh perhatian.
Sifat Ego itu harus diwaspadai. Jika kita tidak hati-hati mengenali sifat dan perangainya, kita bakal dicengkram dan dicampakkan ke jurang penyesalan.
Saat kita menghadapi konflik, baik dengan keluarga, komunitas, atau teman kantor, Ego kita sering tampil dominan. Bukannya mengalah dan sabar, melainkan untuk melawan. Kita salah, tapi tidak mengakui, apalagi untuk minta maaf. Akibatnya, konflik itu makin meruncing dan membuat hubungan keluarga atau persaudaraan itu menuju perpecahan.
Begitu pula saat sibuk bekerja, kita ditawari Ego suasana nyaman agar kita istirahat, santai, main HP, atau ngobrol. Kita menunda-nunda pekerjaan. Sehingga mood kerja itu hilang, dan kita jadi malas.
Bisa juga kita ditawari harta, tahta, wanita, atau nafsu jahat yang lain agar kita menuruti kemauan dan betekuk lutut di kaki Ego.
Berbeda dengan Raksasa yang egoistis itu, Bungkuk adalah cermin dari pribadi yang miliki semangat rendah hati, hormat pada sesama, dan panjang sabar.
Bungkuk itu sifat merendah di hadapan Allah. Dengan mohon pertolongan rahmat Allah, kita kenali sifat Ego yang miliki seribu wajah dan pandai kamuflase.
Dengan semangat rendah hati, kita diingatkan untuk tetap sadar diri, bahwa sehebat dan setinggi apapun prestasi yang dicapai, itu tidak perlu dibanggakan secara berlebihan atau disombongkan. Karena semua itu anugerah Allah.
Percayalah, ketika kita mampu memancarkan semangat rendah hati dalam keseharian, kita nikmati hidup damai dan sejahtera.
Foto : Pexels/Pixabay