Seide.id – Tidak banyak orang dianugerahi kepekaan mampu melihat masa depannya sendiri. Tapi bagi pejuang yang tangguh dan memiliki semangat ‘bushido’ itu mampu menentukan arah masa depan yang cerah.
Semangat yang tak kenal lelah dan pantang menyerah itu yang terlihat pada Naldi Tris, ketika ia berani memutuskan jalan hidupnya untuk jadi petani.
Memang tidak mudah, khususnya bagi Naldi Tris dan anak muda lainnya. Meski jalan sukses belum terbukti, tapi keputusan mereka untuk jadi petani hortikultura itu layak diapresiasi.
Ayo, Masuk Kebun
Awal mula Naldi Tris memutuskan jadi petani, ketika covid 19 masuk ke Indonesia. Propinsi NTT, khusus Pemda setempat menggalakkan Program Masuk Kebun.
Ia bersama teman-temannya merasa tertantang untuk menjawab ajakan itu. Ia lalu membentuk kelompok tani dengan 9 orang anggota, dan menggarap lahan 5000an meter.
Alasan Nardi Tris dan teman-teman untuk jadi petani hortikultura adalah sumber daya alam di desa yang sangat mendukung, tersedia lahan kosong yang luas dan air sungai yang berlimpah.
Selain itu, Indonesia memiliki iklim tropis dengan sinar matahari yang cukup dan curah hujan yang tinggi. Sehingga cocok dijadikan lahan pertanian
Kelompok Nardi Tris dibantu oleh Yayasan Bina Tani Sejahtera (YBTS) yang mencari orang muda yang bertani hortikultura. Yayasan ini juga menyiapkan sarana produksi seperti benih, pupuk, obat-obatan, dan pendampingan di lapangan.
Bagi Nardi Tris yang kelahiran tahun 1981 ini, prinsipnya dalam bertani adalah kerja keras, kerja cerdas, dan kerja bertanggung jawab. Dari bertani itu sebagian hasil uangnya digunakan membeli pipa untuk mengalirkan air dari sungai ke kebun pertanian.
Perjalanan usaha pertanian Nardi Tris masih panjang. Tapi ia percaya dan optimistis menyongsong masa depan yang baik di sektor pertanian.
Semangat generasi muda yang berjiwa agraris yang patut diberi kesempatan dan didukung untuk berkembang secara maksimal untuk menjawab tantangan zaman.
Semoga kesejahteraan petani makin meningkat dan kian baik.
…
(Mas Redjo) /Red-Joss






