Organisasi berita Afghanistan yang menerbitkan surat kabar harian, mengatakan lima jurnalisnya ditahan pada hari Rabu. Dua dari mereka dipukuli dengan kabel sampai luka parah, sehingga perlu dirawat di rumah sakit. foto: Republic TV
Seide.id – Dalam unjuk rasa di Herat, kota terbesar ke tiga di Afganistan – awal pekan ini, tiga orang tewas. Taliban melepaskan tembakan ke udara untuk membubarkan massa. Ada banyak video yang menunjukkan para militan mencambuk demonstran.
Beberapa reporter yang meliput demonstrasi juga telah diserang. Dan dalam beberapa hari terakhir, respon Taliban terhadap menjadi lebih brutal.
Etilaatroz, organisasi berita Afghanistan yang menerbitkan surat kabar harian, mengatakan lima jurnalisnya ditahan pada hari Rabu. Dua dari mereka dipukuli dengan kabel sampai luka parah, sehingga perlu dirawat di rumah sakit.
Anelise Borges, seorang koresponden Euronews, berkata kepada BBC bahwa warga Afghanistan yang koleganya ditahan oleh Taliban selama lebih dari tiga jam pada Rabu kemarin, ketika mereka meminta izin untuk merekam kegiatan unjuk rasa.
“Ia ditempeleng berkali-kali. Ia kaget dengan perlakuan itu. Ponsel dan dompetnya disita,” ujarnya.
BBC juga berbicara dengan seorang jurnalis Afghan yang ditahan saat merekam unjuk rasa di Kabul pada hari Selasa.
“Mereka menahan banyak demonstran dan jurnalis. Mereka mengambil ponsel, mikrofon, dan peralatan milik saya lainnya. Mereka memukul saya berkali-kali, dengan tangan, dan dengan buku. Saya bilang bahwa saya jurnalis, tapi mereka tidak mau dengar. Saya melihat mereka memukuli orang lain dengan senapan. Mereka menghapus semua video saya,” ujarnya.
“Gambar latar belakang ponsel saya adalah seorang laki-laki dan perempuan yang sedang berpelukan. Ini benar-benar membuat marah seorang komandan Taliban, yang menampar wajah saya dengan keras.”
Menanggapi serangan terhadap demonstran dan jurnalis, Asisten Misi PBB di Afghanistan mengatakan “pemerintahan de facto berkewajiban untuk menjaga hak-hak semua warga Afghanistan tanpa kekerasan.”
Taliban merespons dengan secara tidak langsung melarang unjuk rasa. Mereka berkata warga yang hendak berunjuk rasa harus mendapatkan izin dari Kementerian Kehakiman, dan kemudian petugas keamanan harus diberi informasi tentang lokasi dan waktu unjuk rasa, dan bahkan spanduk dan slogan yang akan digunakan.
Sebelumnya, mengutip berita dari Globalnews, sekelompok wanita membawa poster bertuliskan: “Kabinet tanpa wanita adalah kegagalan,” mengadakan protes lain di daerah Pul-e Surkh di di Kabul. Demonstrasi yang lebih besar pada hari Selasa dibubarkan ketika orang-orang bersenjata Taliban melepaskan tembakan peringatan ke udara.
“Kabinet diumumkan dan tidak ada wanita di Kabinet. Dan beberapa wartawan yang datang untuk meliput protes semuanya ditangkap dan dibawa ke kantor polisi, ”kata seorang wanita dalam video yang dibagikan di media sosial.
Sebuah pernyataan dari Kementerian Dalam Negeri Taliban yang baru mengatakan bahwa untuk menghindari gangguan dan masalah keamanan, siapa pun yang mengadakan demonstrasi harus mengajukan izin 24 jam sebelumnya. ***