Dari puluhan ribu jenis jamur, ada beberapa yang tidak bisa dimakan karena bisa mematikan. Dari banyak jamur beracun di seluruh dunia, sebagian besar jamur-jamur ini, memiliki nama ilmiah yang panjang dan susah dihafalkan. Di bawah ini adalah beberapa contoh jamur beracun yang dikenal yang layak diketahui sehingga kita bisa menghindarinya.
Amanita phalloides (Death Cap)
Ini salah satu jamur beracun paling mematikan di dunia, dan paling terkenal. Death Cap memiliki tudung warna hijau zaitun. Bentuknya seperti payung, dengan kaki silinder berwarna putih yang ditutupi oleh kutikula membranus dengan vena berwarna kuning kehijauan. Mahkotanya berwarna hijau zaitun berdaging, mirip jamur merang. Di sepanjang kakinya, di tingkat zona tengah, ada cincin yang dibentuk oleh lapisan selaput warna putih.
Jamur ini biasanya tumbuh di serasah daun pohon gugur dan jenis pohon jarum, seperti ek, kastanye, dan pinus. Musim yang disukai Death Cap adalah musim panas dan musim gugur. Biasanya, sering ditemukan di Eropa dan Afrika Utara, seperti di daerah pesisir selatan Skandinavia, Irlandia, Yunani, Italia, Spanyol, Portugal, dan Aljazair. Sementara di Asia, banyak ditemukan di Asia Barat, yakni Iran bagian utara. Di Indonesia, sepertinya belum pernah ditemukan jamur mematikan ini.
Amanita muscaria (Fly Agaric)
Jamur ini memiliki warna cerah dengan tudung merah berbintik-bintik putih, juga merah terang, jingga, kuning hingga putih. Meskipun tidak seberbahaya seperti Death Cap, jamur ini tetap beracun dan dapat menyebabkan keracunan. Jamur beracun ini termasuk ke dalam divisi basidiamvcota dan dapat ditemukan di berbagai daerah di seluruh dunia karena jamur ini mampu tumbuh di berbagai suhu. Baik dingin seperti di kutub hingga daerah tropis. Ciri khas jamur ini adalah bercak-bercak putih di bagian kepala. Orang yang makan jamur ini dalam waktu 2-3 jam setelah menghirup jamur ini dapat menyebabkan diare, vertigo , muntah hingga koma. Pada bagian tubuh buah jamur terdapat senyawa asam ibotenat dan muscimak yang bersifat halusinagaen dan psikoaktif. Jika anda tanda-tanda seperti di atas, sebaiknya dihindari.
Galerina marginata (Deadly Galerina):
Jamur ini termasuk jenis jamur pelapuk putih dalam keluarga Cortinariaceae (Agaricales). Secara filogenetik ia berbeda dengan jamur pelapuk putih Pleurotus ostreatus dan Phanerochaete chrysosporium. Jamur ini merupakan jamur yang sangat beracun karena mengandung amatoksin, penghambat RNA polimerase II . Jamur ini dapat dijumpai di Eropa bagian tengah dan utara, Asia, Amerika Utara dan Australia.
Cortinarius orellanus (Orellan Hat)
Cortinarius orellanus termasuk jamur beracun mematikan. Agaric berukuran sedang dengan tutup umbonate berwarna coklat kecoklatan dan tumpul. Insangnya berwarna seperti batangnya. Tumbuh menyendiri dalam kelompok yang tersebar, dengan pohon berdaun lebar. Jamur ini ditemukan dari akhir musim panas hingga awal musim dingin di hutan. Meskipun biasanya bentuknya sangat berbeda, tutup oranye pada jamur yang menarik ini menyebabkan jamur ini disalahartikan sebagai jamur Chanterelle, yang sangat berharga dan dapat dimakan. Tidak hati-hati membahayakan tubuh kita.
Gyromitra esculenta (False Morel):
Gyromitra esculenta merupakan jenis jamur beracun, mengandung zat karsinogenik dari genus Gyromitra. Jamur ini kerap dijuluki sebagai morsela palsu (false morel) karena tampilan fisiknya menyerupai jamur morsela yang aman dimakan. Jamur ini awalnya diberi nama Helvella esculenta. Pada 1849, peneliti jamur Swedia, Elias Magnus Fries mengubah menjadi Gyromitra. Nama Helvella esculenta dan Physomitra esculenta kemudian tetap digunakan sebagai sinonim dalam merujuk spesies jamur ini. Meskipun beracun dalam keadaan mentah, jika dimasak dengan perlakuan tertentu, jamur ini dapat dimakan dan menjadi makanan yang relatif populer di beberapa negara, tetapi terdapat juga negara-negara yang melarang peredaran jamur ini untuk dikonsumsi.Jamur ini diselimuti oleh tudung keriput berwarna merah kecoklatan yang sekilas tampak seperti otak, batang berwarna pucat kekuningan terkadang kecoklatan. Jamur ini dapat tumbuh hingga sepanjang 10 cm dan lebar 15 cm. Saat menua, tekstur jamur ini dari sebelumnya halus akan berubah menjadi agak kasar.
Conocybe filaris:
Jamur ini kecil dan memiliki bentuk yang mirip dengan jamur biasa, tetapi mengandung racun yang sangat kuat. Lebarnya kurang dari 3 cm, bagian atas licin berwarna coklat. Pinggirnya sering kali berbentuk lurik. Tangkainya tebal 2 mm dan panjang 1 sampai 6 cm. Bentuknya halus, berwarna coklat dengan cincin menoniol dan mudah digerakkan. Cetakan spora berwarna coklat berkarat, Jamur ini umumnya ditemukan dan tersebar luas di halaman berumput dan serpihan kayu di Pacifif Nortwest Amerika. Jamur ini mengandung amatoxins yang sangat beracun dan bahaya buat hati .
Inocybe spp.:
Sebagian besar jamur dari genus Inocybe mengandung racun muscarine yang dapat menyebabkan keracunan. Beberapa bukti menunjukkan bahwa tingginya perkembangan genus ini disebabkan oleh adaptasi terhadap pohon yang berbeda dan bahkan mungkin lingkungan lokal. Jamur khas dari genus ini memiliki corak warna coklat yang berbeda-beda, meskipun ada beberapa spesies ungu atau keunguan. Tutupnya kecil dan berbentuk kerucut. Tutupnya sering kali tampak berserat, sehingga genus ini diberi nama umum “tutup serat”. Banyak spesies mempunyai bau yang khas, beberapa diantaranya digambarkan sebagai apak atau sperma.
Clitocybe dealbata (Ivory Funnel):
Komposisi racun utama jamur Clitocybe dealbata adalah muscarine. Gejala mereka yang terkena racun jamur ini antara lain mengeluarkan banyak air liur, berkeringan dan banyak mengeluarkan air mata. Meski tidak mematikan, namun bisa menyebabkan penderitaan. Jamur ini ditemukan di habitat berumput pada Musim Panas dan Musim Semui. Jamur ini juga ditemukan di Eropa dan Amerika Utara,
Entoloma spp.:
Beberapa spesies dari genus Entoloma mengandung racun yang dapat menyebabkan masalah pencernaan dan gangguan saraf. Entoloma adalah genus jamur dalam ordo Agaricales . Disebut pinkgills dalam bahasa Inggris, tubuh buahnya biasanya berupa insang, meskipun sebagian kecil adalah gasteroid . Semuanya memiliki basidiospora berwarna merah muda salmon yang mewarnai insang saat matang dan berbentuk sudut ( polihedral ) jika dilihat di bawah mikroskop. Genusnya besar, dengan hampir 2000 spesies di seluruh dunia. Sebagian besar spesies bersifat saprotrofik , tetapi ada juga yang bersifat ektomikoriza. Entoloma sinuatum , merupakan salah satu dari beberapa spesies Entoloma yang beracun , biasanya menyebabkan penyakit pencernaan ringan hingga berat .
Pada tahun 1838, ahli mikologi Swedia Elias Magnus Fries mengklasifikasikan semua jamur insang berspora merah muda ke dalam “suku” atau “subsuku”, menempatkan jamur yang berbentuk seperti Tricholoma dan insang yang menempel pada batang ke dalam suku Entoloma . Sub-suku kecil Leptonia memiliki tutup membran berdaging cembung, sub-suku Nolanea merupakan jamur ramping dengan tutup berbentuk lonceng dan batang berongga, dan sub-suku Eccilia memiliki tutup pusar dan insang tambahan.
Pholiotina rugosa (Conocybe lactea):
Sebagai cendawan berkelas Agaricomycetes, morfologi Pholiotina rugosa dapat kita cirikan melalui topi, batang dan insangnya. Ukuran topi berkisar 1-2 cm saja. Bentuknya mula-mula terlihat kerucut hingga lebar, tapi kemudian berubah menjadi cembung dan lonjong ke atas. Permukaan topi sebenarnya tipis, licin dan halus. Bagian tepi berwarna cokelat kekuning-kuningan, sedangkan tengahnya tampak berwarna cokelat jingga tua dan sedikit mengerut. Batang (Stape) Pholiotina rugosa tumbuh sepanjang 20-35 mm dengan diameter berkisar 2-3 mm. Tampilannya sedikit bengkok di bagian bawah, tapi terlihat lurus sampai ke bagian insang.
Warna batang sendiri cokelat di bagian bawah dan keputihan di bagian atas. Terdapat cincin (annulus) pada bagian tengah batang, warnanya tampak keputihan hingga kecokelatan. Tampilan insang tampak seperti jeruk lemon yang dibelah dua. Ia memiliki ruas-ruas panjang yang sempit atau rapat, dengan warna kecokelatan dan kerudung parsial yang keputihan.
Apabila kita potong, bagian daging jamur tampak berair dan kecokelatan. Warnanya tidak akan berubah, bahkan tidak memiliki bau khas seperti jamur beracun pada umumnya. Pertumbuhannya tunggal atau berkelompok, serta sering ditemukan di area hutan dan perkotaan, tepatnya di sekitar puing-puing kayu.
Sebagai fungi terestrial, jamur ini tumbuh di atas tanah. Mereka berbiak pada musim semi dan panas di daerah iklim sedang, namun musim dingin di iklim Mediterania. Melihat peta persebarannya, distribusi jamur ini terbilang sangat luas. Mereka dapat kita jumpai di kawasan Pacific Northwest, mulai dari British Columbia sampai Alaska. Di Asia sendiri, penyebaran jamur ini paling banyak di negara-negara subtropis atau beriklim sedang. Ia dapat kita temukan di sebagian besar negara Eropa sampai wilayah Oseania.
Ciri KhasNJamur Beracun
Untuk membedakan jamur beracun dan tidak antara lain :
- Jamur beracun biasanya berwarna mencolok;
- Berbau tidak sedap;
- Jamur beracun mudah hancur apabila diraba;
- Jamur beracun memiliki bintik-bintik mencolok di sekitar tudungnya.
Penting diingat bahwa mengenali dan menghindari jamur beracun adalah pengetahuan yang sangat penting agar tidak m,encelakai diri. Khususnya mereka yang hobi berpetualang mencari jamur-jamur di hutan, jika Anda berencana untuk mengumpulkan atau memakan jamur liar.
Makanlah jamur yang umum dijual di toko dan pasar-pasar yang biasa menjual jamur yang bisa dimakan dan aman, seperti Jamur Tiram, Jamur Merang, Jamur Kancing, Portobello, Shitaki dan banyak lagi. Ada jamur beracun namun lebih banyak lagi jamur yang aman dikonsumsi.
Dari Berbagai Sumber
Jerami Padi Untuk Budidaya Jamur Tiram