Mengasihi Itu Daya – Catatan pada Halaman ke-19

Penulis Jlitheng

Pagi ini saya terlambat bangun. Dua jam lebih lambat dari pagi sebelumnya.

Kualitas “bangun” saya pagi ini terasa berbeda. Ada “daya” yang harus dipulihkan. Pemulihan itu saya butuhkan agar kualitas “bangun” saya menjadi lebih berdaya guna’ dan lebih berdaya pikat.

Demikian halnya dengan “mengasihi”. Kualitasnya harus setiap saat “didaya ulang” agar makin tepat sasaran, sesuai kebutuhan, dan berdaya pikat.

Bagian pertama “pemulihan daya” itu terletak pada “cara pandang” dan “keyakinan” kita, bahwa mengasihi itu selalu bertautan dengan orang lain atau sesama atau umat yang berada dalam kondisinya masing-masing, yang diwadahi dalam satu tindakan yang bernama “melayani”.

Dengan demikian, akan lahirlah sebuah “niat baru” dengan “daya baru” seperti tertuang dalam lirik lagu yang manis, melayani, melayani lebih sungguh.

Daya pemulihan itu akan membersihkan segala bentuk “toxic layanan” kita yakni : waton mlaku, moody, kejar target, sensasi, hilang arah dan tanpa bobot, mogok layan dengan aneka alasan.

Seorang dokter akan terlebih dahulu mengkaji para pasien dan memberi obat yg berbeda sekalipun semua pasiennya batuk.

Ringkasnya: makin mengasihi adalah kadar kecerdasan seorang beriman dalam menjawab sapaan Tuhan, “sanggupkah berjaga bersama-Ku satu jam saja?”

Salam sehat dan sambil berbagi berbenah diri.

SEIDE

About Admin SEIDE

Seide.id adalah web portal media yang menampilkan karya para jurnalis, kolumnis dan penulis senior. Redaksi Seide.id tunduk pada UU No. 40 / 1999 tentang Pers dan Kode Etik Jurnalistik (KEJ). Opini yang tersaji di Seide.id merupakan tanggung jawab masing masing penulis.