Penulis Jlitheng
Ketika saya terpilih sebagai Ketua Umum Koperasi Karyawan, pada saat pengukuhan, Direktur HRD Perusahaan bertanya kepada saya: “Apa yang ingin Anda sampaikan di hadapan forum ini?”
Yang pertama: “Saya akan bekerja keras agar tidak gagal dan mempermalukan Bapak sebagai atasan.”
Yang kedua: “Saya akan membantu seluruh tim saya sepenuhnya agar mereka tak mempermalukan saya.”
Itu saja jawaban saya.
Kuncinya: bekerja keras dan bersungguh-sungguh. Itulah kepedulian.
Benar bahwa jabatan itu merupakan tanggung jawab untuk dipenuhi, tugas yang harus ditunaikan dan power atau kewenangan yang kita terima agar dapat menyelesaikan semuanya.
Akan tetapi, tanpa empati atau sikap peduli, jabatan itu akan mudah berubah jadi kesewenang-wenangan dan tidak akan menyenangkan Atasan kita, sebaliknya akan mempermalukan-Nya.
Tanpa sikap peduli – kita akan cenderung sesuka hati mengejar mimpi pribadi dan mengingkari janji kita pada atasan, yakni melayani dan menyenangkan hati-Nya.
Atasan kita itu Mahatahu., bahkan ngerti sadurunge winarah. Maka tidak ada gunanya menyeleweng dan berpura-pura. Pasti Dia tahu. Sebaliknya, tidak usah takut salah sebab Atasan kita itu Mahabaik, bahkan Dia sudah membantu kita sebelum kita memintanya, asal kita ini apa adanya.
Buktinya, Sabtu kemarin, semua anggota keluarga dan tetangga yang sedikit diundang, berbahagia dalam doa mengenang tujuh hari Ibu dan setahun suami. Mengapa? Disana ada peduli yang murni, tidak ada rekayasa, tak dibuat-buat. Adik bontot almarhum bahkan berani bersaksi bahwa ada mukjizat di rumah ini.
Berarti, itu pertanda bahwa Atasan kita sungguh “Reno Ing Manah”. (tersenyum)
Salam hangat dan jangan takut berbagi cahaya walau tak sempurna.