Selain dua tulisan yang bukan dari mantan, 30 buah tulisan yang jadi materi pokok isi buku ditulis oleh mantan yang keseuanya memberi kesaksian apa dan siapa Mes Iben yang ternyata bukan dosen killer, nggak galak, bahkan orangnya lucu, membuat materi kuliah bisa masuk ke hati mantan.
Oleh HERYUS SAPUTRO SAMHUDI
Seide.id 17/11/2023 – Apa yang ada di benak Anda ketika seseorang bicara ihwal mantan-mantannya? Seorang selebriti muda masakini, yang ranah gaulnya milenial, bagian dari Generasi Z yang serba computerized, langsung bilang bahwa ’mantan’ yang dimaksud so pasti bekas pacar atau mantan pendamping hidup dari orang seorang yang ngomong ihwal mantan tersebut.
Demikian hanya dengan saya saat menerima kiriman buku bertajuk Catatan Para Mantan dari Mas Iben. Langsung saja saya menebak bahwa lewat buku ini sang penulis, penyair serta pelukis ini pasti sedang ingin mengungkap ihwal pendapat spesial para mantan pacarnya, sambil penasaran dan menduga-duga berapa banyak sih yang pernah jadi pacarnya Mas Iben?
Nyatanya, apa yang saya duga: jauh panggang dari api. Mas Iben, panggilan akrab untuk Dr Ibnu Wahyudi, dosen Program Studi Indoneia FIB UI dan anggota Departemen Susatra FIB UI yang purnatugas pada Juli 2023, ini patuh pada arti kata ’mantan’ sebagaimana diusulkan Ahmad Bastari Suan, (dosen Univeritas Sriwijaya) dalam sebuah artikel karyanya di tahun 1984.
Diambil dari kata populer dalam bahasa Basemah, Komering dan Rejang, “Mantan itu berari ’tidak berfungsi lagi’. Dalam praktik berbahasa, kata ’mantan’ bisa diartikan sebagai ’bekas’. Tamun tidak untuk disandingkan dengan barang, semisal ’barang bekas’ atau bekas barang, melainkan berkait posisi seseorang yang pernah menempati sebuah posisi: mantan/bekas wartawan atau itu tadi: bekas/mantan pacar.
Lalu, berapa banyak mantan atau bekas pacar Mas Iben yang bertestimoni (memuji-mui) Mas Iben di buku ini? Di sini saya salah menduga, karena tak seorang pun mantan (pacar) Mas Iben tampil. Semua mantan yang dimaksud Mas Iben adalah mereka (perempuan ataupun laki-laki) yang pernah jadi murid, jadi mahasiswa Mas Iben, di Universitas Indonesia ataupun di kampus-kampus lainnya.
Belajar dan mengajar dari kampus ke kampus, memang daur hidup Mas Iben. Sarjana Sastra Indonesia Modern FSUI 1984, ini meraih gelar MA dari Center for Comparative Literature and Cultural Studies Monash University, Melbourne, Australia tahun 1991-1993, doktor (lmu susastra) Program Pascasarjana UI. Tahun 1997 – 2000 Mas Iben jadi dosen tamu di Hankuk University of Foreign Studies di Seoul, Korea Selatan.
Lahir pada 24 Juni 1958, Mas Iben juga pengajar tamu pada Jakarta International Korean School (2001–2010), Universitas Prasetya Mulya (sejak tahun 2005), Universitas Multimedia Nusantara (2009-2020), dosen terbang pada SUSS University Singapura sejak tahun 2011. Di antara kesibukan itu, Mas Iben melukis, bikin puisi, menulis/menyunting buku/artikel, jadi pembicara di forum diskusi dan seminar.
Tak kurang dari sepuluh buah buku disunting Mas Iben yang juga menulis 2 buah buku prosa. Sejak tahun 2005 dia juga tercatat sudah menerbitkan 21 buah buku puisi. Bahkan sepuluh tahun silam di FIB UI, Mas Iben sekaligus meluncurkan 7 buah buku puisi, yang lantas saya tulis sebagai artikel Sekali Tepuk Tujuh Buku (tajuk ini terinspirasi komik Sekali Tepuk Tujuh Nyawa karya Taguan Hardjo tahun 1960an}
Siapa mengira bila artikel ini ikut masuk menjadi bagian isi buku Catatan Para Mantan Ibnu Wahyudi, Lho, apa itu berarti saya juga termasuk mantan Mas Iben? Tentu saja tidak. Karena saya tak pernah kuliah di universitas/fakultas dimana Mas Iben mengajar, di dalam buku, Mas Iben mengaku (walau judulnya Catatan Para Mantan) bahwa isi buku ”dari kolega dan mantan mahasiswa” Hi…hi…hi…!
Ada yang menarik dari Mas Iben yang buku puisinya, Masih Bersama Musim (Penerbit Kutubuku, Depok, 2005) masuk dalam 10 besar penghargaan Khatulisiwa Literry Award 2005, yakni bahwa buku-bukunya banyak yang diterbitkan sendiri lewat penerbit ArtiSeni, dan banyak yang tak ber-ISBN, termasuk juga buku Catatan Para Mantan yang sepenuhnya ditangani oleh para mantan mahasiswanya.
Selain dua tulisan yang bukan dari mantan, 30 buah tulisan yang jadi materi pokok isi buku ditulis oleh mantan yang keseuanya memberi kesaksian apa dan siapa Mes Iben yang ternyata bukan dosen killer, nggak galak, bahkan orangnya lucu, membuat materi kuliah bisa masuk ke hati mantan. Semua tulisan dikumpulkan dan diedit Sasa, tata letak dan desin sampul digarap oleh Siti Najwa Syahdryani Syifandari.
”Sasa itu mantan saya juga, dan Najwa mantan saya yang lain,” ucap Mas Iben yang justru menimbulkan tanda tanya dan rasa ingin tahu lebih jauh, siapa mereka?. Apa dan bagaimana persisya buku Catatan Para Mantan? Ada baiknya membaca sendiri buku ini, Tapi dimana mencarinya? Di sini ( agi-lagi) lucunya Mas Iben. Dia sama sekali tak meninggalkan alamat ataupun nomor HP, ha…ha…ha…!
17/11/2023 PK 23:35 WIB