Perdebatan yang tak pernah habis adalah bertanya dan mencari jawaban ada atau tidak adanya Tuhan yang mengatur semua isi alam semesta dan keajaibannya itu. Jika keajaiban adalah milik Tuhan, mengapa masih mencari ?
Meski ini konten video youtube lawas, tapi bagi orang yang tak punya kerjaan berarti, mudah digoreng kapan saja. Ketua Umum sebuah partai besar dalam video dua tahun lalu menyinggung soal dalil Kiab Suci Tertentu yang membahas keberadaan Tuhan.
Beliau menegaskan bahwa tidak ada satu ayat pun yang menjelaskan kalau Tuhan itu ada. “Tak ada ayat Kitab Suci Tertentu yang menerangkan Tuhan itu ada. Sekarang saya tanya Tuhan itu ada gak?” tanya sang penceramah dalam video berdurasi 57 detik, seperti dikutip Galamedia dari akun Twitter @cobeh2021, Senin, 20 September 2021.
“Tak ada,” jawab penonton dengan kompak.
Penceramah ini menjelaskan istilah ada dan tiada kepada orang yang ada di di depannya dengan bahasa yang amat rumit bagi orang yang sederhana. “ Ketika kita menggunakan lafal ada karena ada yang ada atau menggunakan lafat tidak ada karena ada yang ada, maka yang ada hanyalah ada,” ujarnya sembari tersenyum
Ditambahkannya, di Kiab Suci Tertentu, banyak ayat yang enerangkan dengan kata Dialah. Dialah Tuhan yang Mahas Esa. Dialah yang menciptakan langitg danbuiu. Apakah kaa Dialah itu untuk sesuatu yang fiktif atau tidak ada,” ambah sang penceramah yang membaut pendengarnya tambah bingung.
Penceramah itu terus memebri contoh tentang ada dan tiada. “ Jika kalian ada di sini, maka kalian ada, tapi sesungguhnya tidak ada. Jika kalian menyembah Tuhan, apakah Tuhan ada atau tidak ada ?”
Tak ada komentar, karena umat sudah terlaly bingung untuk menahan matanya untuk tidak kantuk.
Usai ceramah, seorang anak muda bertemu dengan penceramah, bertanya tentang ada dan tidak ada secara pribadi.
“ Bapak Penceramah, sebenarnya bapak punya otak tidak ?”
“ Hust ! Tentu saja bapak punya otak. Otak bapak ada di sini,” jawabnya sembari menunjuk ke jidatnya.
“ Tapi bapak, saya tidak meliaht bapak ada otak. Itu jidat pak, Bukan otak. Bapak tidak ada otak,” sergah sang anak muda. “ Bagaimana bapak tahu bapak punya otak,” kata anak muda.
“ Tentu dengan berpikir anak muda. Dengan berpikir, maka otak ada, aku ada”.
“ Meski tidak tampak, Tuhan juga ada,” bantah sang anak muda.
“Buktikan !,” tantang sang penceramah.
“ Kalau tidak ada, siapa yang menciptakan langit dan bumi beserta isinya, termasuki kita ?,” tanya anak muda.
Perdebatan diteruskan sampai menjelang subuh. Itupun karena hujan mulai tiba dengan deras dan petir menyambar ke berbagai arah, menunjukkan langit yang gelap disinari terang petir
Keduanya lalu mencapai kesepakatan bahwa dunia ini ada yang mengatur. Keduanya memutuskan mencari jawaban pada teori masing-masing. Yang pertama menggunakan teori spiritual, yakni kepercayaan pada sesuatu sejak lama dan yang kedua teori keinginantahuan yang melahirkan semua ilmu pengetahuan dan peradaban.
Penceramah dan anak muda itu tak merasa bahwa dalam diri mereka ada DNA. Jika DNA adalah bahasa Tuhan, itu juga perwujudan dari rencana Tuhan yang juga bagian dari alam. Gen manusia memang sangat kompleks dengan bagian data mencapai miliaran. Hal seperti ini tentu lahir berkat desain panjang dari ‘sesuatu’ yang sangat hebat di luar jangkauan intelejensi manusia.
Minimal jangkauan intelejensia penceramah dan anak muda itu.