Tas kulit berwarna ‘khaki’ itu kubeli di sebuah gerai pakaian bekas di jejeran pusat pertokoan murah di pusat kota Kinabalu, Sabah, Malaysia.
Jika di Indonesia gerai macam itu memang berkembangbiak di tiap sudut mal atau pasar kelas menengah ke bawah. Ada yg menjulukinya gerai cabo alias cakar bongkar, gerai kiriman baju Oma dari Belanda, atau gerai Oppa dari Korea, tergantung kreativitas orang-orang yg suka mencakar dan membongkar pakaian-pakaian bekas mancanegara yang baru diturunkan di beragam pelabuhan bongkar muat.
Tapi tas berwarna khaki ini terlihat spesial di mataku. Tak ada merek di depannya, dia teronggok beku di rak atas sang kasir, menunggu pembeli untuk membawanya pulang. Karena warnanya yang mendekati kusam, pengunjung gerai itu sama sekali tak meliriknya. Namun aku tidak. Ada daya tarik tersembunyi ketika kulirik wujudnya.
Kuminta pelayan untuk menurunkan tas itu. Aku memeriksa kondisi di dalamnya. Masih lumayan bagus. Tak ada kulit yang terkelupas. Semua kuperiksa, termasuk kancing kuning dan ritsluitingnya, aman tak ada yang copot. Semuanya kuperiksa dengan teliti. Setelah menimbang-nimbang, kuputuskan untuk membelinya, tiga puluh ringgit harga yang dibandrol untuk tas kulit itu. Dan dalam sekejap dia sudah ada di pegangan tanganku. Hm…sekarang tinggal membeli tissue basah, semir sepatu berwarna putih transparan untuk membersihkan dan memberikan efek ‘bling-bling’…
Aku menentengnya dengan hati gembira, kutaksir jika dia dipasangi merek Hermes atau Michael Kors atau Louis Vuitton, harganya bisa puluhan bahkan ratusan juta. Aku ingat, tas ini mirip seperti yang dibawa si penyanyi Maju Mundur Kena itu. Atau…?
(Mari belajar menulis cerpen. Cerpen ini baru intronya, dia akan masuk di tubuh cerita dengan imaji yang bisa liar, soft, sad, mistik, etnik atau detektif. Tokohnya bisa antagonis, protagonis atau gabungan keduanya. Endingnya pun bisa diolah menjadi sad, happy atau ending menggantung, tinggal Anda yang mau mengembangkan imajinasi Anda.
Mari bermain kata-kata…mau dibuat kayak novelnya Stephen King, Hemingway, Agatha Christie, atau Freddy S, silakan..)
Oleh Fanny J. Poyk