Seorang warga Tiongkok ditangkap karena membuat berita palsu tentang kecelakaan keretaapi menggunakan ChatGPT. Hong, warga China ini bisa dijebloskan di bui selama 10 tahun atas pelanggaran media sosial.
Bermanfaat atau tidaknya AI ( Artificial Intellegence) atau Kecerdasan Buatan, tergantung di tangan seseorang atau pemakainya. Saat dibuat, ChatGPT untuk membantu manusia menemukan jawaban yang mereka tidak tahu dan mempercapat produktivitas. Misalnya untuk membuat berita lebih cepat, mengetahui detil dari suatu permasalahan maupun untuk hal-hal positif.
Namun adakalanya, AI juga dimanfaatkan untuk sesuatu yang buruk. Seperti yang dilakukan seseoerang dengan sebutan Hong. Hong menjadi tersangka dan ditangkap di Tiongkok karena menggunakan ChatGPT untuk membuat berita palsu.
Dengan sengaja, Hong meminta ChatGP untuk membuat berita kecelakaan kereta api. ChatGPT tak bisa menolak untuk perintah-perintah penipuan begini. Meski tak dijelaskan maksud tujuan Hong membuat fake news atau berita bohong, Hong telah melanggar undang-undang ketat Tiongkok terkait media sosial.
Ia menghadapi hukuman 10 tahun penjara jika terbukti bersalah. Hong menggunakan setidaknya 20 akun untuk secara bersamaan memposting berita palsu di situs blog populer Tiongkok yang di-hostingoleh Baidu.
Jika ada korban atas berita palsu tersebut, Hong bisa meringkuk di bui lebih lama lagi. Terlebih jika pemerintah China dirugikan. China dikebal sangat aktif membangun keretaapi di seluruh dunia. Termasuk menghubungkan antar wilayah di seluruh Tiongkok. Kecelakaan keretaapi, membuat masyarakat was-was jika bepergian. Jika berita bohong ini berpengaruh dengan bisnis keretaapi China, Hong akan lebih repot lagi.
Hong, mestinya bertanya pada ChatGPT, apakah mengupload berita palsu bisa dihukum apa tidak.
Robot ChatGPT Untuk Aset Kripto
Token AI Tak Sekedar Menebak Harga
Robot Pintar Tongyi Dari Alibaba Mengubah Teks Menjadi Video