Banyaknya penipuan dan pencurian di aset kripto besar kemungkinan karena pemilik bursa dan institusi keuangan saling melindungi kepentingan masing-masing. Yang satu mencuri, yang lain melakukan eksploitasi atas bisnisnya sendiri yang melibatkan dana investor.
Menurut catatan Seide.id, tahun 2022 merupakan tahun peretasan. Jumlah total kejahatan kripto mencapai $13,76074 miliar ( Rp 206,411 triliun), di mana pencucian uang mencapai angka $7,33 miliar, atau 53% dari total kejahatan kripto, serangan & eksploitasi $3,6 miliar, penipuan $830 juta, dimana 51% berasal dari Rug Pull alias Bawa Kabur uang investor
10 peretasan dan exploit kripto teratas pada tahun 2022, total sebanyak $2,1 miliar (Rp 32,6 triliun) yang dicuri. Tahun 2022 menjadi “tahun terbesar untuk aktivitas peretasan”.
Berikut ini 10 peretasan teratas berdasar berbagai sumber:
1. Peretasan Ronin Bridge — $612 juta (Rp 9,5 triliun)
2. Peretasan dompet FTX — $477 juta (Rp 7,4 triliun)
3. Exploit Wormhole Bridge — $321 juta (Rp 5 triliun)
4. Exploit bridge token nomad — $190 juta (Rp 2,95 triliun)
5. Peretasan Wintermute — $160 juta (Rp 2,48 triliun)
6. Exploit BNB Chain Bridge — $100 juta (Rp 1,55 triliun)
7. Peretasan Harmony Bridge — $100 juta (Rp 1,55 triliun)
8. Exploit Rari Fuse — $79,3 juta (Rp 1,23 triliun)
9. Exploit Qubit Finance Bridge— $80 juta (Rp 1,24 triliun)
10. Exploit Beanstalk Farms — $76 juta (Rp 1,18 triliun)
Cryptocurrency, harus diakui, merupakan konsep ideal keuangan masa depan. Melakukan transaksi melalui Aset kripto membuat orang mudah bertransaksi, private, cepat dan simple. Itu sebabnya, sejak dibuat tahun 2009, Satoshi Nakamoto yang membuat Bitcoin, uang kripto pertama di jagad raya ini, sebagai people money. Uang yang dibuat dan diperuntukkan oleh manusia.
Setiap orang bebas membuat uang, asal ada kelompok yang setuju menerimanya dan dijadikan nilai pertukaran. Ini membuat aset kripto begitu populer di kalangan sejagad, meski penggunanya belum ada 1,000,000,000 pengguna.
Aset kripto telah dijadikan kegiatan usaha berbagai institusi keuangan dari yang kecil hingga besar. Bahkan tingkat institusi keuangan besara dunia. Banyak orang diuntungkan oleh cryptocurrency. Kebanyakan anak-anak muda memilih cryptourrency dibanding perbankan karena faktor kemudahaan dan fleksibilitasnya.
Sayangnya, hal ini tidak diimbangi oleh perangkat aturan, hukum dan keinginan oleh para pelaku, terutama para pengelola bursa kripto dan insitusi. Mungkin para peretas lebih hebat dari mereka yang suksses di kripto, atau mungkin mereka saling kenal, sehingga menjaga persahabatan. Mereka lupa, yang harusnya dilindungi adalah konsumen atau investor.
Alih-alih menjaga agar aset kripto menjadi instrumen keuangan handal, mereka membiarkan para peretas merampok uang investor yang disimpan di bursa mereka. Itu sebabnya, sejak bulan Juli, orang-orang mulai mengundurkan diri dari aset kripto. Setidaknya mereka pasif dalam berinvestasi.
Aset kripto tidak akan lebih besar dari sekarang jika para penegak hukum membiarkan mereka terus merampok, tanpa usaha pengejaran yang serius dan para pemilik bursa atau institusi keuangan, terus melakukan negosiasi bahkan membiarkan mereka merampok dana investor. Kripto akan mati pelan-pelan.
Kecuali pemerintah ambil alih dan menjadikkan sebagai pendamping uang digital yang produksi bank sentral…….
CryptoNews: Peretasan Semakin Marak. Bursa Kripto Nyaris Tak Berdaya
Meta Didenda 4 Triliun Karena Tak Mampu Melindungi 500 Juta Pengguna WhatsApps
Jangan Lupakan Sejarah: Roadmap of Cryptocurrency Lahirnya Bitcoin