Anies Baswedan dan Joseph Erwiyantoro . Foto dms.
Oleh DIMAS SUPRIYANTO
INDONESIA mencatat dua pahlawan kemerdekaan dari dua agama. Yakni AR Baswedan yang dikenal sebagai tokoh pendiri Partai Arab Indonesia dan IJ Kasimo sebagai pendiri Partai Katolik Indonesia. Keduanya bersahabat erat pada masanya.
H. Abdurrahman Baswedan atau populer dengan nama A.R. Baswedan (9 September 1908 – 16 Maret 1986) adalah seorang pahlawan nasional. Dikukuhkan kepahlawanannya oleh Presiden Jokowi. Semasa hidupnya, dia dikenal sebagai seorang nasionalis, jurnalis, pejuang kemerdekaan Indonesia, diplomat, muballigh, dan juga sastrawan Indonesia.
A.R. Baswedan pernah menjadi anggota Badan Penyelidik Usaha dan Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI), Wakil Menteri Muda Penerangan RI pada Kabinet Sjahrir, Anggota Badan Pekerja Komite Nasional Indonesia Pusat (BP-KNIP), Anggota Parlemen, dan Anggota Dewan Konstituante.
A.R. Baswedan adalah salah satu diplomat pertama Indonesia dan berhasil mendapatkan pengakuan “de jure” dan “de facto” pertama bagi eksistensi Republik Indonesia dari Mesir.
Mr. Ignatius Joseph Kasimo Hendrowahyono – yang populer sebagai IJ ofKasimo (10 April 1900 – 1 Agustus 1986) adalah salah seorang pelopor dan pejuang kemerdekaan Indonesia. Beberapa kali ia menjabat sebagai menteri setelah Indonesia merdeka, sebagaimana ditulis di Wikipedia.
Pada masa mudanya IJ Kasimo mengikuti konferensi dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia, memperjuangkan Pancasila sebagai dasar negara saat menjadi anggota dewan, sampai keikutsertaannya dalam perjuangan perebutan Irian Barat.
Pada masa Orde Baru, ia diangkat sebagai anggota Dewan Pertimbangan Agung Republik Indonesia.
IJ Kasimo pada kiprahnya memberi teladan bahwa berpolitik itu pengorbanan tanpa pamrih. Pribadi yang tegas dan berpegang teguh pada prinsip serta menjunjung tinggi kebenaran.
Jurnalis senior, pendiri dan pemimpin umum harian Kompas, Jakob Oetama, menyebut IJ Kasimo merupakan salah satu tokoh yang menjunjung tinggi moto “salus populi supremalex”, yang berarti “kepentingan rakyat, hukum tertinggi”, yang merupakan cermin etika berpolitik yang nyaris klasik dari tangan dirinya.
Bersama Frans Seda, tokoh Katolik lainnya, IJ Kasimo mendirikan Universitas Katolik Atmajaya. Selain juga ikut merumuskan pendirian harian “Kompas” , koran nasionalis yang dari komunitas Katolik – yang memimpin media masa Indonesia sejak 1970an hingga kini.
AR BASWEDAN menurunkan DNA politiknya pada sang cucu, Anies Rasyid Baswedan yang kita kenal sebagai Gubernur DKI Jakarta kini. Sedangkan IJ Kasimo menurunkan DNA energinya pada Joseph Erwiyantoro, juga cucunya, sebagai jurnalis dan penyelenggara event seni dan olahraga yang mempersatukan elemen bangsa di lapangan.
Tak terendus publikasi, keduanya ternyata lama menjalin persahabatan. Hubungan berlangsung diam diam. Sebagai sesama cucu pahlawan.
“Mas Toro, saya kepikiran untuk bangun patung Pak IJ Kasimo tapi ditaruh di mana, ya?” Anies pernah berkata dalam satu pertemuan, setelah duduk menjadi guberur Jakarta.
Sampai dua pekan lalu, Toro alias Mbah Cocomeo menelpon Anies untuk membantu seniman dan budayawan Remy Sylado yang terkapar setahun di rumahnya. Dengan sigap Anies datang dua jam kemudian di rumahnya di Cipinang, Jakarta Timur dan mengangkut Remy ke rumah sakit Tarakan Jakarta Pusat, dan memberikan pelayanan terbaik.
Seni dan olahraga adalah sarananya. Dimulai dari main bola bareng di Lapangan Solo, pada 10 – 15 Februari 2022 ini. Juga event panggung seni yang tengah disiapkan.
“Mas Anies siap jadi striker, ” kata Erwiyantoro dengan senyum di Pancoran Soccer Field saat mendampingi Anies melepas tim Siwo Jakarta ke Solo kemarin.
“Lawan di lapangan olahraga adalah teman diskusi di warung kopi, ” Anies Baswedan pernah berkata.
Kiranya belum terlambat di antara dua pihak yang pernah berseteru di panggung politik untuk kembali “merajut tenun kebangsaan” – jargon indah yang digaungkan Anies semasa menjadi tim kampanye Jokowi 2014 lalu.