Foto : Brett Jordan / Unsplash
Yang ini bukan kampanye jelang pilpres 2024, melainkan curi start untuk mendulang rezeki. Kita memanfaatkan peluang usaha paska Lebaran, karena stok barang di pasaran yang cenderung kosong.
Coba kita susuri jalan paska Lebaran, mulai dari perkampungan, pertokoan, hingga pasar tradisional. Suasananya sepi, karena sebagian besar warganya belum kembali dari kampung.
Banyak warung makan yang tutup. Industri rumahan yang ditinggal mudik oleh karyawannya. Pasar yang belum menggeliat, karena ditinggalkan pedagangnya.
Berbeda dengan destinasi wisata yang dipenuhi warga. Mereka ingin liburan, santai, dan memanjakan lidah dengan makanan nan lezat.
Situasi paska Lebaran yang belum stabil adalah saat tepat bagi kita untuk menangguk rezeki.
Tepat, bahkan sangat tepat, karena peluang usaha itu tidak boleh disia-siakan, tapi harus dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.
Suasana Lebaran adalah saat orang ingin dimanjakan dan dilayani. Mereka tidak mau ribet, tapi ingin yang serba mudah dan praktis.
Memahami kebutuhan dasar warga itu andalan kita untuk menangguk rezeki.
Dengan banyak warung makan yang tutup adalah kesempatan kita untuk menggantikannya. Kita dapat membuka warung di depan rumah.
Begitu pula dengan industri rumahan yang belum produksi, atau pasar yang belum menggeliat, karena ditinggalkan pedagangnya.
Kita memanfaatkan peluang itu untuk memenuhi kebutuhan warga.
Caranya, kita menyimpan barang yang tahan lama alias awet untuk memenuhi kebutuhan warga. Lalu barang itu dijual paska Lebaran.
Harga sedikit mahal itu tidak masalah, karena memang pasokan di pasar cenderung sedikit.
Dijamin barang yang kita jual itu segera diserbu pembeli.
Dari Mental Kuli Menuju Mental Wirausaha
Nyalo itu Modalnya Kecil dan Resikonya Kecil, tapi Hasilnya Wow!