“Tidak selamanya kita sebagai pekerja, tapi harus berani menjadi pengusaha dan memiliki usaha sendiri!” Motivasi itu sering saya kemukakan kepada karyawan, ketika kami ngopi pagi bareng sambil duduk njelepak di belakang mobil box.
Alasan saya adalah agar pikiran mereka terbuka untuk hidup lebih baik dan mandiri.
Saya lalu mengibaratkan, seorang pekerja itu seperti ekor gajah dan usaha sendiri itu kepala semut. Walau perusahaan itu besar, tapi kita tidak lebih sebagai pekerja. Sebaliknya, usaha kita meski sekecil semut, tapi milik sendiri.
Untuk memiliki usaha sendiri, modal utamanya adalah kita berani hidup prihatin, berhemat, dan menabung untuk modal usaha.
Ternyata mengedukasi dan meyakinkan karyawan untuk berani berwirausaha tidak mudah. Alasan mereka, karena tidak mempunyai modal, bakat, tidak pandai bicara, dan seterusnya. Padahal, di toko mereka terbiasa menghadapi pelanggan.
Pada sopir dan kernet yang mengirim barang, saya mengajari untuk nyambi dengan menawarkan dagangan pelanggan ke toko pelanggan yang lain, atau menyuruh anggota keluarga untuk jualan guna menambah uang dapur.
Selain itu, setinggi-tingginya jabatan kita sebagai pekerja, itu tidak bisa diwariskan dan diteruskan kepada anggota keluarga yang lain. Sedang kan usaha sendiri bisa diwariskan.
Alternatif lain, saya menawarkan pada karyawan untuk menjadi tenaga pemasaran kantor untuk jualan pada hari libur atau Minggu dengan sistem komisi.
Penawaran menarik lainnya, saya akan membantu karyawan yang jujur dan berdedikasi untuk membuka usaha atau toko, dan perusahaan yang memasok kebutuhan toko mereka.
Konsekuensi dan risiko mengedukasi karyawan agar mandiri adalah jika karyawan itu lemah iman, tidak jujur, dan ingin cepat sukses secara instan.
Kenyataan pahit itu terjadi beberapa kali, ketika sopir menjual pelanggan langsung ke pabrik demi komisi, menjualkan barang relasi, atau perbuatan curang lainnya.
Saya sadar sesadarnya resiko yang bakal saya alami, tapi saya tidak kapok atau lelah mengedukasi dan memotivasi karyawan agar mandiri.
Bagi saya pribadi, sukses itu ketika kita mampu mengentaskan banyak orang untuk hidup mapan, mandiri, dan bahagia.