” Debat kemarin membuka mata rakyat bukan tentang siapa yang pantas memimpin Indonesia dan tentang siapa yang tidak pantas memimpin bangsa dan negara Indonesia yang tahu etika dan sopan santun ketimuran,” kata Gandung Pardiman.
Seide.id – Ketua Tim Kampanye Daerah ( TKD ) Gandung Pardiman menyatakan prihatin dengan debat capres kemarin. Sebab didominasi upaya menjatuhkan capres nomor urut 2 oleh dua capres lainnya dan tidak muncul debat adu gagasan dan visi misi serta kebijakan. Namun yang muncul upaya menjelek – jelekkan, menjatuhkan bahkan terlalu menghina.
” Contohnya tatkala sesie bertanya pada capres no.3 pertanyaan Capres no 1 tidak mengorek visi misi pak Ganjar tetapi malah tanya berapa nilai menhan dan di jawab 5. Kemudian Anies menjawab ketinggian dan mengatakan 11 dari 100. Ini kan berarti 1,1 lalu apa hubungan inti pertanyaan dengan tema debat tersebut,” ungkap Gandung Pardiman, Selasa ( 9/01/2024) saat dimintai tanggapannya soal debat capres.
Lebih lanjut Gandung Pardiman menambahkan dalam debat tersebut terlihat sekali kebenciannya terhadap capres no 2 Prabowo Subianto dan terlalu tendensius sehingga terkesan terlalu menghina. Seorang calon pemimpin bangsa dan negara atau presiden yang menempuh segala cara dan mengesampaingkan etika dan norma seperti ini akan berbahaya bagi kehidupan berbangsa dan bernegara.
” Kalau jadi presiden RI ini sangat berbahaya bagi kehidupan bermasyarat, berbangsa dan bernegara,” tegas Gandung.
Menurut Gandung Pardiman yang juga anggota DPR RI ini dalam debat saling serang itu diperbolehkan namun saling serang dalam hal gagasan, visi dan kebijakan. Bukan salings erang secara personal untuk menjatuhkan lawan bahkan sampai menghina.
” Bagi saya debat capres kemarin mempirhatinkan dan tidak edukatif karena banyak serangan yang bersifat personal. Tidak nampak substansi dari visinya, yang mendominasi justru saling menyerang. Kali saling meneyerang soal gagasan visi dan policy bagus. Tapi, kalau sudah menyerang personal, pribadi yang tidak ada hubungan dengan konteks debat tentang hubungan internasional, mengenai geopolitik, pertahanan dan keamanan, ini jelas tidak mendidik,” terangnya.
Lebih jauh Gandung Pardiman memandang wajar jika Pak Prabowo tidak jabat tangan diakhir acara. Sebab seharusnya Anies bisa bercermin diri, bagaimana Pak Prabowo membantu Anies saat mau jadi gubernur DKI. Perjuangan Pak Prabowo agar Anies jadi Gubernur DKI sangat besar. Selain Anies juga pernah menyatakan jika Pak Prabowo maju lagi capres maka Anies tidak akan maju. Namun kenyataannya jauh dari apa yang diucapkan dulu.
“Ingat orang yang lupa dan tidak menghargai kebaikan orang hukumnya dosa besar akan masuk katagori ahli neraka. Selain itu belum lagi masalah etika Anies yang pernah bilang tidak akan maju capres manakala Pak Prabowo maju capres tapi kenyataan malah nyinyir penuh kebencian berupaya menjatuhkan Pak Prabowo. Beruntung Pak Prabowo masih mampu menahan diri dan tidak nengungkap kondisi yang sejati tentang jati diri Anies. Maka demi keselamatan bangsa dan negara kita bertekad bulat untuk memenangkan Pak Prabowo dan mengalahkan kedua capres tersebut. Bravo Pak Prabawo,” tegas Gandung Pardiman.
Gandung Pardiman menyatakan seorang mantan jenderal kopasus, menteri pertahanan RI saja tidak dihormati oleh Anies dan Ganjar hanya karena beliau kompetitor.Apalagi rakyat kecil yang nanti suatu saat berbeda pandangan dengan mereka, habis kami diinjak – injak.
” Debat kemarin membuka mata rakyat bukan tentang siapa yang pantas memimpin Indonesia dan tentang siapa yang tidak pantas memimpin bangsa dan negara Indonesia yang tahu etika dan sopan santun ketimuran,” pungkas Gandung Pardiman.( *yp)