“Pekerjaan apapun yang didasari atas cinta, hasilnya luar biasa. Karena sesungguhnya, hidup adalah ekspresi cinta Allah agar semua makhluk hidup bahagia.”
Karakter cinta itu kutangkap pada pribadi LM yang rendah hati. Sejak kenal di organisasi sosial puluhan tahun lalu, LM tidak berubah. Meski sukses dalam usaha, tapi hidup LM sangat bersahaja.
Saya jadi teringat kembali motivasi LM yang menguatkan jiwa, ketika saya hendak memutuskan menerima tugas pelayanan ke pedalaman Kalimantan.
“Sebelum berbuat baik, biasakan mawas diri. Bertanya pada diri sendiri. Motivasi, niat, dan tujuan melakukan semua itu agar kita tidak terperangkap ben diarani. Jika kita melakukan hal itu untuk pengakuan diri, dipuji, atau dihormati, maka kita bakal kecewa dan sakit hati.”
Menurut LM, melayani itu datang dari panggilan hati. Bukan pilihan untuk jadi pimpinan, hebat, atau hidup mulia. Melainkan agar kita miliki pribadi yang taat, setia, dan rendah hati.
Dengan rendah hati, kita belajar untuk memahami orang lain. Meski dicela, dikritik, atau dihujat agar kita tidak lepas kendali dan melarikan diri. Kita juga tidak membela diri, tapi menyangkal diri. Karena, dengan melayani sesama berarti kita melihat kehadiran kasih Allah. Semoga orang yang kita layani itu merasakan kasih-Nya pula.
“Yang membuat saya iri, karena kau ngumpet menikmati hidupmu di pedalaman ini,” celoteh LM yang muncul tiba-tiba. Ternyata, setelah tugasnya di Pontianak selesai, tanpa berkirim kabar lebih dulu, LM stil yakin mencari gubug saya.
Kejutan LM yang lain adalah, ketika saya berencana mudik ke kota J. LM membelikan saya dan istri tiket pesawat. Ia juga nyopir sendiri untuk menjemput saya di bandara.
“Saya jadi malu hati…,” komentar saya setelah di dalam mobil. LM ngakak. Tidak lama kemudian ia membelokkan mobilnya ke cafe untuk makan.
Ternyata cafe itu milik LM. Hal itu saya ketahui, ketika kasir cafe itu menolak pembayaran LM. Bahkan LM membayar 2 kali nilai tagihan. Alasannya untuk beramal lewat makanan dan kopi bagi yang membutuhkan. Dan LM tidak mau jadi batu sandungan. Meski itu cafe miliknya, tapi ia ingin memberi contoh bagi yang lain.
Di hadapan LM, saya jadi makin kerdil. Berbuat baik itu bukan lewat slogan, retorika atau himbauan yang dilombakan. Melainkan lewat aksi nyata dalam senyap. Tidak perlu orang lain tahu.
Sekiranya tidak mampu jadi jembatan, kita jangan jadi penghalang. Menilep uang orang lain yang ingin beramal dan berbuat baik…
Foto : congerdesign/Pixabay