Foto : Kyryl Levenets
Penulis : Jliteng
Ibarat sebuah perjalanan, sebanyak langkah pikiran dan hati yang telah kujalani, pagi ini adalah kali pertama saya berhenti. Sejenak hening.
Dengan hening ada rasa bening, lepas dari simpul ketergesa-gesaan dan ada rasa lega yang mengaliri sela-sela hati ini.
Sejenak Hening: adalah cara sadar dan sederhana untuk hidup bahagia.
“Di era keriuhan, kita butuh hening sejenak. Keheningan sejenak menuntun kita untuk kembali mengenali jati diri. Keheningan memberikan tawaran kesempatan bagi diri untuk kembali sadar, bahwa banyak keping kebahagiaan yang telah kita lepas begitu saja. Kita kehilangan banyak sadar untuk menikmati hari-hari dengan penuh kedamaian dan kenikmatan.”
Diam sejenak untuk hening, adalah pergerakan untuk tenang. “Karena saat ada tenang, ada cahaya yang membantumu meraih kemenangan.”Memenangkan hati yang telah lama mengembara.
Ditemani keheningan pagi, kutuliskan ‘Salam Pagi’ ini dalam sebuah harapan:
Jadilah embun bening membasahi daun-daun di dini hari yang hening;
Memberi kesejukan di tengah kegersangan; Menghadirkan kesegaran di tengah kelayuan.
Salam sehat dan tak henti berbagi cahaya.
Menjadi ‘Salam Pagi – Catatan halaman 134