Oleh RAHAYU SANTOSO
Seide.id – Selama ini ada adagium, ‘’Belum ke Madiun kalau belum merasakan nasi pecelnya.’’ Sekarang bisa ditambah satu adagium lagi, yakni ’’Belum ke Madiun kalau belum menikmati kuliner di Joglo Palereman Kelun.”
Joglo Palereman Kelun merupakan lapak UMKM di Kelurahan Kelun. Ini salah satu lapak yang dibangun untuk meningkatkan ekonomi rakyat. Selain Kelun, hampir di semua kelurahan di Kota Madiun juga dibangun lapak yang sama dengan biaya dari APBD, seperti di Nambangan, Lapangan Pilangbango, Lapangan Kampir Kanigoro, Banjarejo yang baru diresmikan dan sebagainya.
Tapi kalau kita lihat, maka Joglo Palereman Kelun-lah yang cukup representatif. Bangunan bernuansa Jawa berupa joglo yang dilengkapi beberapa gazebo. Sedang di sayap kiri dan kanan merupakan tempat berjualan UMKM dari kelurahan itu. Suasananya pun sangat menarik, dikelilingi dengan pemandangn dan udara segar.
Menjadi lebih istimewa lagi lantaran Kelun diproyeksikan sebagai window display bagian timur kota. Ini untuk menyongsong jalur lingkar timur yang tak lama lagi akan dibangun.
Joglo Mewah
Joglo cantik yang disebut Walikota Madiun H. Maidi ‘mewah’ alias mepet sawah itu memang sangat pas untuk tempat peristirahatan di kilometer 15 dari 25 km jalur gowes yang disiapkan di Kota Madiun. Selain itu juga untuk check point bus wisata kota seperti Mabour (Madiun Bus on Tour) yang sementara ini belum dioperasikan
Wisata gowes di Kota Madiun memang sedang marak. Karena itulah H. Maidi menyiapkan jalur gowes sepanjang 25 termasuk menyiapkan tempat istirahat di Nambangan Lor (km 5) dan Kelun (km 15). Nambangan Lor dikhususkan kuliner serba pecel, sedang Kelun jajanan tradisional. Jalur gowes itu setelah melewati Joglo Palereman dilanjut ke Embung yang kini juga sudah dibenahi.
‘’Joglo ini sebagai pusat kuliner sekaligus tempat istirahat para pembalap,’’ kata Maidi yang saat ini lagi getol memperindah kota.
Masyarakat Kelun sangat antusias menyambut Joglo Palereman itu, khususnya PKK dan pengusaha mikro di situ. Bahkan warga yang belum pernah melakukan usahapun ikutan nitip makanan untuk dijual di situ. Hari Sabtu dan Minggu khusus dikelola PKK, selebihnya bisa digunakan pengusaha mikro untuk memanfatkan 8 lapak.
Joglo yang dibiayai dengan anggaran Rp 300 juta itu sudah mulai dioperasikan awal tahun 2021 ini. Pengunjung semakin hari semakin ramai. Tak hanya penggowes saja. Juga pecinta kuliner di Madiun pun semakin meramaikannya. Bahkan ada yang datang jauh-jauh dari Bogor, Surabaya dan Malang tertarik berkunjung.
Apalagi ada makanan yang cukup viral, yakni soto dua ribuan. Selain juga ronde, cemoe dan tak lupa jadah bakarnya. Semua dengan harga terjangkau dan tak membuat kantong bolong. Selain soto ayam 2.000 juga Ronde dan Cemoe Rp 3000, Ayam geprek Rp 5.000, Bubur Ayam Rp. 5.000. yang beda hanya rawon Rp. 8.000 karena daging sapinya juga mahal. Rawon juga sangat layak dicoba, karena kentalnya kental dan berasa banget kluwaknya.
Dan sekarang, setiap Sabtu dan Minggu pagi dilengkapi live electone. Selain menikmati lagu, pengunjung juga bisa menyumbangkan suara emasnya.
‘’Woww,..lha layak jadi terkenal. Karena yang mbahurekso di sini ada dedengkotya wartawan merangkap netizen,’’ kata Mbak Sri Rahayu dari Bogor.
Yu Sri demikian panggilan mantan wartawati Jawa PosSurabaya ini datang dari jauh tak sekadar menyicipi kulinernya, tapi juga membuat rekaman video, Sejak lepas dari Jawa Pos, Yu Sri tak mau ongkang-ongkang kaki, ia pun beraktivitas sebagai Youtuber.
Dilengkapi Kolam Pancing
Saat ini di area joglo yang menggunakan tanah eks bengkok ini selesai dibangun. Bila tak ada perubahan, kolam ini akan dioperasikan mulai awal Oktober ini.
Selain itu joglo diperluas ditambah sekitar 6 meter ke belakang untuk menampung pengunjung yang mulai membludag meski pandemi belum usai. Demikian pula sudah ada tambahan kursi dan meja-meja kayu yang cukup antik dan artistik sewarna dengan joglonya.
Dengan adanya kolam pancing yang nyaman ini, dipastikan akan banyak didatangi pemancing mania.*