Di Mana Tuhan Saat Pandemi?

Bertanya boleh, tapi jangan menggugat. Apakah Tuhan abai, tak peduli, & masa bodoh, karena pandemi Korona hampir 2 tahun?

Oo, tidak!
Pandemi Korona itu ada untuk menyatakan kasih Allah!

Jangan komplain, apalagi membantah untuk tidak berani menerima kenyataan itu. Pandemi itu nyata! Bukan hoax, isu, apalagi nyinyiran orang jahat yang tak bertanggung jawab.

Pandemi Korona adalah era baru. Tuhan ingatkan kita untuk hidup sehat lahir batin. Jangan berasa berat hati untuk kenakan maker, cuci tangan … terapkan prokes!

Masih ingat masa kecil, ketika kita pulang entah dari mana, oleh orangtua, khususnya Ibu, kita diingatkan untuk cuci kaki, tangan atau mandi agar tidak ‘sawanen’?

Maksud orangtua adalah agar tangan, kaki, & tubuh kita menjadi segar, bersih dari kuman, bahkan mampu dinginkan hati kita. Kita tidak membawa masalah atau pengaruh buruk ke rumah.

Pandemi itu tujuannya baik. Tuhan ingin memperbaiki hubungan kita dengan anggota keluarga, sesama, & teristimewa denganNya.

Jangan bilang gegara pandemi kita dihambat ke rumah ibadah. Sebaliknya, dengan ibadah di rumah, Tuhan ingin dekat dengan kita; dengan keluarga kita. Kita lebih punya banyak waktu, bersama keluarga untuk sujud & menyembahNya. Kita perbaiki hubungan antar anggota keluarga agar semakin dekat & akrab.

Juga jangan protes, gegara pandemi kita hilang pekerjaan, mata pencarian, dan seterusnya. Apakah Tuhan sekejam itu? Kita sendiri yang selama ini menutup hati & menjauhiNya.

Percayalah, rencana Allah adalah yang terbaik untuk kita semua. IA ajari kita untuk kelola hidup jujur & benar untuk masa depan yang lebih baik. Agar kita merasa miliki & bertanggung jawab dengan hidup itu sendiri.

Apapun bisnisnya, Tuhan ajari kita untuk efisienkan & efektifkan tempat maupun waktu dengan sistem digitalisasi agar lebih mudah & praktis.

Jika dulu, bersilaturahmi dengan bertatap muka, kita bisa ‘video call’. Jangan berpikir kuno, silaturahmi tanpa tatap muka itu tidak afdol. Bermacet ceria itu membahagiakan jiwa. Sikap & pandangan kuno yang seharusnya kita tinggalkan. Lebih daripada itu uang yang ditransfer ke orangtua juga mudah. Tinggal di klik, dan beres.

Intinya, kita belajar untuk memahami kenyataan dan memberi pengertian satu dengan yang lain. Korona juga ciptaan Allah agar kita hidup berdampingan.

Selain itu, pandemi Korona juga mengajak kita untuk lebih peduli, berempati, & berbagi pada sesama. Kita yang adalah makhluk sosial diajak untuk semakin meningkatkan semangat gotong royong & saling tolong menolong.

Jika pandemi Korona telah merenggut jutaan korban di seluruh dunia, sejatinya Tuhan selalu memberi hikmat di setiap peristiwa. Dengan berpikir positif membuat jiwa kita tidak mudah konslet untuk komplain, ngeluh, menyalahkan, atau menghakimi orang lain.

Hidup adalah ungkapan syukur kepada Tuhan. Hingga detik ini kita diberiNya nafas kehidupan agar hidup kita semakin bermakna & berkenan bagiNya. (MR)

Avatar photo

About Mas Redjo

Penulis, Kuli Motivasi, Pelayan Semua Orang, Pebisnis, tinggal di Tangerang