Di Seputrar PIM 2, Ekonomi Indonesia Pulih

Dari kiri: Indra Utami Tamsir, Winda Susanti, Leonard Nyo Kristianto dan Seide. Id. -foto FB.

Oleh DIMAS SUPRIYANTO

PENYANYI ayu, pendendang keroncong dan langgam Jawa, Indra Utami Tamsir (IUT), tiga kali mengganti lokasi resto/cafe, sebelum akhirnya menetapkan Kafe Vicotria di Pondok Indah Mall 2 (PIM2) untuk kami buka puasa bersama, Jumat (8/4/2022) petang lalu.

Sebelumnya kami merancang janjian di kawasan SCBD-Sudirman, Pelataran Cafe Kebayoran dan Senayan. Tapi mendapat informasi susulan, tempat tempat yang diincar itu, fullybook!

Selain jalanan ramai, mall cafe kini sudah penu  sesak.  Padat pengunjungnya. Terutama di bulan Ramadhan dan jam buka puasa. Nampaknya ekonomi Indonesia pulih lebih cepat dari yang diduga.  Terutama di tempat tempat yang saya sebut itu.

“Di sini tempatnya enak, “ Mbak IUT berbisik, setelah kami duduk semeja. Dia datang bersama dua putri cantiknya, Wilhelmina Galuh dan Intan Nirmaya, dan asisten andalannya.

Menyusul datang Leonard Nyo Kristianto dan Winda Susanti, manager dan orang ke 2 di JK Records. Mereka meluncur dari kawasan Bintaro, menyambangi rumah musisi Sony Sumarsono. Mewanti wanti sekiranya datang telat, karena jalanan macet, unpredictable. Kami maklum.

Seperti sebelum pandemi, perlu perjuangan bagi kami semua untuk masuk ke PIM. Mall di kawasan perumahan elite yang satu ini terkenal ruwet parkirannya.  Antre panjang dan meliuk liuk. Juga di pintu gerbang, yang masih dipasangi aplikasi Peduli Lindungi dan satpam yang tak begitu ramah.  Untung saya memilih ke sana naik MRT. Sejak dulu,  saya curiga dengan daerah elite Jakarta yang rentan kemacetan ini. Setiap janjian ke sana butuh siasat.

Secara global dan nasional pandemi Covid-19 melandai, dan kecuali kewajiban bermasker dan aplikasi masuk mall – di Pondok Indah Mall 2 situasi sudah normal kembali. Rasanya ekonomi sudah pulih. Khususnya di Pondok Indah.  Sudah macet cet lagi.

Kami berkumpul, petang itu,  tak semata mata buka puasa – khususnya buat saya yang tidak taat ibadah dan puasa sekuatnya. Saya mempertemukan mereka sebagai sesama orang musik, orang yang bergelut di dunia rekaman. Yang satu rajin produksi, yang lainnya rajin mempublikasi. Nyo adalah produser musik generasi digital yang menguasai publishing dengan jaringannya yang sudah mendunia.  Dia sudah piawai dan mapan main di Youtube, Spotify, Joox, Langit Musik,  dll.

Dalam perbincangan lebih jauh, angan angan dan rancangan kerjasama dengan IUT Production tak sekadar titip edar, melainkan juga produksi.  Leonard Nyo Kristianto, mempersilahkan IUT menyanyikan lagu lagu JK Record yang sudah populer sejak 1980-an, versi keroncong.

Selain itu, konten di musik digital dipublikasikan olehnya tak cuma nyanyi, pop dan keroncong, melainkan juga musik musik rileksasi dari gamelan, dimana IUT juga terlibat di dalamnya. JK Records siap mengedarkannya ke seluruh dunia. Nyo juga banyak bicara mengenai copy right digital dan seputar pernak pernik publishing yang dalam bayangan IUT masih remang remang. IUT menyambut dengan girang bukan alang kepalang.

Dulu waktu IUT muda ingin dikontrak JK Record. Jadi artis JK Rwcords. Eh, sekarang malah jadi partner, ” kata IUT girang.

IUT baru membangun studio di rumahnua yang berlntai 3 di Kavling DKI Jagakarsa, Jaksel. Selain untuk kepentingan sendiri, studio juga disewakan untuk umum. Berikut venuenya untuk videonklip. Bakal diresmikan 11 April 2022 ini.

SUNGGUH menyesal, kemampuan perut menampung makanan terbatas. Seharusnya saya bisa memanfaatkan kegembiraan IUT dengan nambah pesanan.  Makan sepuasnya.  Apalagi yang bersangkutan jelas menawarkannya, “Ayo pesan lagi, Mas. Nambah, “ kata penyanyi yang baru meluncurkan single Syair Bertasbih” menyambut Ramadan ini,  ramah.

“Mas Dimas jangan pesan menu yang ada nasinya. Tadi saya pesan nasinya masih kemlithis, belum mateng, “ kata wanita Blora – Jateng yang jug pengalaman sebagai pengusaha katering ini. Pesan yang sama diberikan kepada tamu kami, Nyo dan Winda. Akhirnya kami sama sama pesan Sirloin Steak. Tadinya Nyo naksir sop buntut.  

“Sirloin, welldone, mashroom sauce, french fries” jawab saya pada waiter yang menulis order.

“Sirloin, welldone, mashroom sauce,  mash poptato, “ sambut Nyo.

“Saya sama dengan Pak Nyo, “ kata mbak Winda.

Saya dapat pilihan menu dari mencontek pesanan Galuh, putri IUT yang cantik.

“Nggak seenak dulu, Oom. Tapi ini yang paling lumayan, “ kata Galuh, saat saya datang dan tengah menghabiskan Tenderloin Steaknya.

Rasanya cuma di Jakarta saja orang yang buka puasa dengan Sirloin dan Tenderloin Steak.

Ya, enak, sih. Tapi kok berasa nggak ngIslami,  gitu. He..he..***

Avatar photo

About Supriyanto Martosuwito

Menjadi jurnalis di media perkotaan, sejak 1984, reporter hingga 1992, Redpel majalah/tabloid Film hingga 2002, Pemred majalah wanita Prodo, Pemred portal IndonesiaSelebriti.com. Sejak 2004, kembali ke Pos Kota grup, hingga 2020. Kini mengelola Seide.id.