Dicari : Darah Bangsawan atau Penghafal Ayat

Mansur menunggu transfusi darah

Oleh MAS SOEGENG

Di sebuah koran yang terbit di China, ada berita dari Indonesia. Sayang, saya tak bisa membaca huruf China. Namun peristiwa itu saya ingat sudah tersebar di medsos. Seorang yang memakai peci yang belakangan ditengerai seorang terapis atau ulama, sedang menyembuhkan orang sakit covid. Pasien diminta menyemburkan nafas mereka, lalu si terapis mendekatkan wajah dan mulutnya mendekat pasien dan menghirup, bahkan mengambil udara yang dihembuskan pasien ke mulut sang terapis. 

Kabar selanjutnya bisa diterka. Si terapis bernama Masudin dikabarkan, meninggal terkena corona sesudah itu. Tak jelas apa komentar wartawan yang menulisnya. Tapi bisa ditebak, ini sebagai bahan hiburan pembaca di luar negeri. Berita seperti ini tidak sekali dua. Kebanyakan tentang ulah para penganut kepercayaan atau agama. Bisa jadi, orang luar akan heran di zaman modern dan penuh ilmu pengetahuan, masih ada negara yang memiliki rakyat yang kehilangan akal pikirannya. Menghirup nafas orang positif corona telah hilang akal pikirannya atau menantang penyakit itu sendiri.

Kemarin, tersebar berita tentang Ustadz H Jam’an Nurkhatib Mansur atau Yusuf Mansur yang dilarikan ke RS karena hemoglobinnya rendah hingga 5 sementra orang normal perlu 12 -17. Mansyur, begitu ia menulis sendiri di medsos, senang akhirnya bisa mendapatkan pendonor darah dari penghafal Al Quran terbaik kelas dunia. Ia akan memilih yang terbaik dari yang khatam Al Quran dan suaranya merdu. Untuk apa ? I had no idea.

Bisakah orang sakit memilih donor darah yang berasal dari bangsawan atau yang hafal Al Quran ?

Orang tak cukup hanya mengerti ayat, tapi juga ilmu pengetahuan. Tak bisa kita minta orang yang kita pilih, lalu mengalirkan darah dari tubuh pendonor ke pasien. Kecuali memang ilmu kedokteran manusia sudah terlalu canggih bisa transfer seketika kayak di ATM.

Melewati proses panjang sampai ke tubuh pasien. Bahkan sebelum darah diambil, ada persyaratan panjang yang mesti dipenuhi. Tekanan darah harus normal ( 90/60 – 120/80 mHg, kadar hemoglonim sekitar 12.5-17 g/dl, tak boleh lebih dari 20 g/dl. Itu syarat minimal. Belum soal kesehatan dan observasi di laboratorium, darahnya mengandung virus atau tidak. 

Darah pendonor baru siap dimasukkan tubuh orang yang membutuhkan minimal 5 jam hingga 3 hari. Apakah pasien yang gawat, bisa sabar menunggu darah yang diinginkan ? Darah yang berasal dari darah bangsawan atau pelantun Al Quran semerdu apapun ? Untuk mengetahu turunan darah itupun perlu penelitian melalui DNA (deoxyriboucleic acid) yang juga rumit. Setahu saya tidak ada DNA tunggal bahwa ini darah bangsawan, penghafal ayat, orang Indonesia atau keturunan dinosaurus. 

Jangan-jangan nanti orang marah kalau saya bilang DNA orang Indoensia itu berasal dari Afrika, meski berharap turunan Amerika atau Prancis biar gagah. Tidak ada hubungan antara darah dan penghafal ayat. Apalagi disuntikkan ke tubuh orang, tak semata-mata akan halal, lebih islami atau tiba-tiba bisa mengaji dengan indahnya. 

Itu sebabnya, agar kita hidup di dunia kewarasan, jauhkan persoalan ilmu pengetahuan, termasuk kedokteran dengan agama. Itu peting agar kita hidup waras seutuhnya…….

Avatar photo

About Mas Soegeng

Wartawan, Penulis, Petani, Kurator Bisnis. Karya : Cinta Putih, Si Doel Anak Sekolahan, Kereta Api Melayani Pelanggan, Piala Mitra. Seorang Crypto Enthusiast yang banyak menulis, mengamati cryptocurrency, NFT dan Metaverse, selain seorang Trader.