Diorama Arsip Yogya Dengan Teknologi Tinggi, Keren

DIORAMA ARSIP. Semasa kita kanak-kanak, melihat diorama di museum-museum negeri ini, tampilannya selalu seragam. Ruang lengkung berisi adegan sebuah peristiwa bersejarah, dengan patung-patung mungil komplit dengan elemen-elemen adegannya, diwarnai seperti lukisan realistik. Selalu begitu. Yang dipresentasikan pun seringnya adegan tentara tembak-tembakan. Sehingga ada kesan, yang diartikan “perjuangan” dan “pahlawan” itu monopolinya tentara saja. Orang sipil bukan siapa-siapa. Perannya cuma penonton saja.

Namun, stereotype diorama model begituan sudah finish. Datang, lihat dan hayatilah Diorama Arsip Yogya, di gedung Arsip sebelah timur JEC, Jogja Expo Centre. Diorama hadir dalam kemasan baru yang terasa inovatif, memadukan data-data historis dengan teknologi tinggi, memanfaatkan efek-efek digital dengan baik, hologram, pencahayaan yang cermat, narasi auditif dan tertulis yang artikulatif dan komunikatif, serta penyusunan adegan yang mudah dicerna. Terasa ada sentuhan seni dalam display presentasinya.

Diorama yang ditonton 80 menit memutari gedung, mampu memberi gambaran tentang sejarah Yogya sejak Mataram Baru sampai era reformasi politik 1998 hingga hari ini, – termasuk informasi eksistensi Yogya sebagai “daerah istimewa” dan Yogya sebagai kota kebudayaan. Diorama menghadirkan interaksi manusia secara sosiologis dan antropologis dalam latar sejarah yang berbeda-beda.

Maka, saya menghimbau tengoklah Diorama Arsip Yogya ini. Terutama kawan-kawan yang ingin melihat dan merasakan roh Yogya. Juga pelajar-pelajar SD dan SMP, kenalilah sejarah kotamu. Begitupun daerah-daerah lain, jadikan diorama ini sebagai inspirasi dan referensi membuat diorama di daerah kalian.
Di sini Arsip-arsip terasa lebih bernyawa. Bukan cuma timbunan kertas dan artefakartefak lusuh.

Meskipun ini kantor pemerintah, percayalah, tampilan dan pelayanannya nggak lagi model pelayanan feodalistik. Agaknya, di sini peran seniman Pak Ong Harry Wahyu nggak sia-sia diajak kerjasama mewujudkan diorama-diorama yang asu banget. Uasuwoook.

(Butet Kartarejasa/rs)