“Implementasi janji Taliban ini akan memberikan kontribusi besar dalam menciptakan Afghanistan yang damai, stabil dan makmur. “ tegas Menlu Retno Marsudi. Foto dok. Kemenlu RI.
Seide.id. – Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dikabarkan berdiskusi dengan perwakilan Taliban di sela-sela konferensi Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) di Pakistan, Sabtu (18/12).
Rangkaian pertemuan Menteri Luar Negeri (Menlu) Indonesia dengan perwakilan Taliban, perwakilan Jerman, dan perwakilan Amerika Serikat, menurut pengamat Timur Tengah, bertujuan untuk “membuka mata” dunia bahwa yang terjadi di Afghanistan tidak sekedar tentang kekuasaan, melainkan ancaman krisis kemanusiaan, demikian tulis BBC.
Anggota Komisi I DPR mengatakan, upaya pemerintah Indonesia itu adalah langkah awal untuk menggalang dukungan dunia agar bersedia memberikan bantuan bagi rakyat Afghanistan.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo telah menyoroti situasi kemanusiaan di Afghanistan yang memburuk karena pemerintahan inklusif yang belum terwujud.
Setelah merebut kekuasaan sejak pertengahan Agustus 2021, kondisi kemanusian di Afghanistan disebut mengalami kemunduran pesat, di antaranya, pencabutan hak-hak perempuan, pembunuhan ekstrayudisial, perekonomian diambang keambrukan, hingga ancaman kelaparan.
IMF telah memperingatkan, ekonomi Afghanistan bisa menyusut 30% tahun 2021 yang berakibat pada jutaan orang di Afghanistan akan masuk jurang kemiskinan dan menyebabkan krisis kemanusiaan.
Dalam pertemuan dengan Amir Khan Muttaqi, perwakilan Taliban itu, Menlu Retno Marsudi membahas situasi kemanusiaan, pendidikan, dan pemberdayaan perempuan.
“Indonesia harapkan agar janji Taliban yang disampaikan 16 Agustus dapat dilakukan dan dapat alami kemajuan yang signifikan. Implementasi janji Taliban ini akan memberikan kontribusi besar dalam menciptakan sebuah Afghanistan yang damai, stabil dan makmur.
“Secara khusus, saya sampaikan kembali harapan mengenai penghormatan terhadap hak-hak perempuan, termasuk di bidang pendidikan,” kata Retno dalam keterangan pers yang diterima BBC News Indonesia, Minggu (19/12).
Pada 16 Agustus 2021 lalu, Taliban berkomitmen untuk membentuk pemerintah yang inklusif, menghormati HAM termasuk hak perempuan dan anak perempuan, dan tidak menjadikan Afghanistan sebagai tempat breeding maupun training bagi terorisme.
Selain dengan perwakilan Taliban, Retno juga di antaranya mendiskusikan situasi kemanusiaan di Afghanistan dengan Perwakilan Khusus Jerman untuk Afghanistan dan Pakistan, Jasper Wieck, dan Perwakilan Khusus AS yang baru untuk Afghanistan, Thomas West.
Retno mengatakan, pertemuan darurat OKI itu menghasilkan dua kesepakatan, poin di antaranya adalah mendorong badan PBB dan masyarakat internasional untuk mengirimkan bantuan kemanusian ke Afghanistan.
“Mendorong seluruh pihak di Afghanistan untuk mengupayakan inclusiveness, antara lain melalui penyusunan roadmap untuk meningkatkan partisipasi seluruh kalangan di Afghanistan, termasuk kaum perempuan, dalam seluruh aspek kehidupan masyarakat di Afghanistan,” kata Retno.
Selanjutnya, ‘Membuka mata’ dunia