Ditapuk Setan

Seide.id – Ketika kecil, saya dinasihati Ayah, di manapun berada agar saya tidak asal bicara dan sembrono supaya tidak ditapuk setan.

Semula saya berpikir, Ayah sekadar menakut-nakuti. Ditapuk setan? Padahal saya tidak takut dengan makhluk halus. Karena setiap hari saya lewat kuburan, jika hendak mandi di sungai. Saya juga biasa bermain dengan teman di kuburan. Sehingga nasihat Ayah tidak saya hiraukan.

Saya sadar-sesadarnya, ketika sepulang dari mancing di Kedung Tretes, sungai yang lebar dan dalam itu. Leher saya ‘tengleng’ alias miring. Jika digerakkan sakit sekali.

Jika semalam saya tidur salah bantal, terasa dan sakitnya tentu sejak pagi tadi. Kenyataannya terasa sore hari sepulang mancing. Apa karena sewaktu mancing saya tidak bergerak, lalu otot leher jadi kaku, dan terkilir?

Malam itu juga saya diantar Ayah ke tempat Mbah Murod untuk diurut. Ternyata Mbah Murod tidak mengurut leher, tapi menyalakan korek api pematik lalu menaruh di belakang leher saya sambil melafal doa.

Aneh, ketika Mbah Murod mengelus leher saya, lalu menggerakkan ke kanan dan ke kiri, tidak terasa sakit lagi. Sakitnya langsung hilang. Lalu…?

Mbah Murod menjelaskan, bahwa saya kesambet makhluk halus, karena ‘biyayakan’, tidak sopan, dan berteriak-teriak di atas batu besar. Sehingga mengganggu penghuni Kedung Tretes.

Apakah saya percaya?

Terlepas mau percaya atau tidak. Tapi sesungguhnya nasihat Ayah mengajari saya agar berhati-hati dengan mulut sendiri. Berpikir dulu sebelum bicara. Dengan mendidik lidah sendiri agar tidak asal bicara, sehingga melukai dan menyakiti hati orang lain. Bahkan, karena kesleo lidah orang bisa berurusan dengan hukum, dan dipenjara.

Selain itu, di mana pun berada, saya juga harus pandai membawa diri. Menjunjung tinggi budaya sopan santun untuk saling menghargai dan menghormati orang lain.

Selalu menjaga perilaku, karena tunjukkan karakter dan kualitas pribadi sendiri.

Selalu mendidik lidah agar tidak terpeleset dalam bicara. Sehingga tidak merugikan dan menyakiti hati orang lain.

Semoga, kita tidak dipermalukan oleh mulut sendiri!

Mas Redjo / Red-Joss

Avatar photo

About Mas Redjo

Penulis, Kuli Motivasi, Pelayan Semua Orang, Pebisnis, tinggal di Tangerang