Foto : useatyourease/Pixabay
Oleh: Fr. M. Christoforus, BHK
“Persembahan untuk sang Ayah Bunda di mana pun berada!”
Sang bocah cerdas, selalu mengulang-ulang seuntai doa pendek agar ayah pun bundanya tersayang, segera bertobat dari kelalaian mereka, agar segera menyayangi dia.
“Tuhanku, inilah doaku, semoga, besok, Ibu dan Ayahku, sayangi aku.”
Saudaraku, rupanya, untaian doa kecil ini, selalu saja diulang-ulang sang bocah.
Suatu malam, antara pukul 12.00 atau 01.00 dini hari, kala sang ayah bundanya sedang mengemas sejumlah paket untuk dikirim, terdengar sayup suara sang bocah. Rupanya dia sedang mengigau.
“Tuhan, inilah doaku, semoga, besok, Ayah dan Bunda sayangi aku.”
Terperanjat dan lemaslah kedua suami istri itu mendengar alunan doa sang bocah. Keduanya pun spontan beradu pandang penuh penyesalah dengan wajah penuh haru.
Keduanya pun bangkit dari kursi dan segera mendekati ranjang mungil sang bocah yang terlelap tidur itu.
Sang ibu menciumi pipi kirinya dan sang ayah mengecup pipi kanan sang bocah. Keduanya pun larut dalam duka sesal. Keduanya seolah baru terjaga dari mimpi panjang.
Keduanya pun terjaga dan tersadar dari kelalaian panjang dalam kesibukan memaketkan barang-barang pesanan pelanggan baik siang dan bahkan sering hingga larut malam.
Sepanggal doa pendek sang bocah kesepian, ketiadaan sayang pun rindu. Tak ada yang merangkul hangat tubuh mungilnya, tiada lagi sentuhan manja pada manis bebola matanya.
Saudaraku, sang bocah cerdas itu, sedang mengembara jiwanya, mencari boneka cinta, merindukan bara api kehangatan. Dia mencari temali cinta, justru di dalam rumahnya sendiri. Sesungguhnya, dialah sang bocah jalanan.
Sejak itu, kedua ayah bundanya, walau perlahan, mulai memberikan cinta kepada sang bocah cerdas itu.
Doa tulus yang mengalir dari kerinduan paling tulus toh segera akan didengarkan dan bahkan dikabulkan Tuhan.
Segala sesuatu, apa pun, dan bagaimana pun, jika Tuhan berkenan, akan terjawab lewat berbagai cara, saat, pun kesempatan emas.
Tuhan, sang mahakasih akan memberikan sesuatu yang terbaik dan terindah tepat pada waktunya, bagi hamba-Nya.
Tuhan, ajarilah kami, para orangtua, agar tidak meninggalkan buah hati kami sendirian berjuang.
Tuhan, sang mahacinta, berikankah kami di rumah ini, sekeping hati yang sanggup mencintai bocah-bocah kami.
Amor gignit amoren, cinta akan melahirkan cinta.
Malang, 11 September 2022